Biaya Tes PCR Pernah Capai Jutaan Rupiah, Ternyata Harga Reagennya Cuma Rp13 Ribu
Peristiwa | 2 November 2021, 05:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Harga reagen yang digunakan untuk tes PCR ternyata hanya berkisar antara Rp13 ribu hingga Rp60 ribu. Harga itu untuk reagen yang digunakan pada mesin tes PCR buatan Tiongkok.
Hussein Abri Dongoran, Redaktur Majalah Tempo, menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi yang telah diterbitkan oleh Majalah Tempo, ditemukan ada dua versi harga PCR.
Versi pertama adalah menurut dokumen dari pemerintah, yang menyebut harganya di bawah Rp205 ribu.
“Di situ tertulis tak sampai Rp205 ribu. Komponen paling mahal adalah reagen, sekitar Rp 195 ribu. Sisanya untuk bayar nakes maupun biaya rumah sakit atau fasilitas kesehatan,” jelasnya dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (1/11/2021).
Baca Juga: Hasil Investigasi: Sejumlah Perusahaan Penyedia Layanan PCR Berafiliasi dengan Pejabat
Sedangkan versi kedua adalah harga tes PCR yang menggunakan mesin-mesin buatan Tiongkok.
Tes PCR menggunakan mesin produksi Tiongkok pun ada dua versi harga reagen, tergantung pada fasilitas kesehatan yang memberi layanan.
Menurutnya, berdasarkan hasil diskusi dengan pengusaha, ada importir yang meminjamkan alat tes PCR produksi Tiongkok pada sejumlah layanan kesehatan.
“Fasilitas kesehatan tidak perlu mengeluarkan uang tapi disediakan oleh para importir. Dalam artian importir itu memberikan mesin dari Tiongkok yang harganya tak sampai Rp400 juta, tapi diikat,” tuturnya.
Ikatan itu berupa para fasilitas kesehatan tersbeut harus membeli reagennya dari importir, dengan syarat pembelian minimal 1.000 per bulan atau 25 ribu kit, nantinya alat itu menjadi milik fasilitas kesehatan.
Jika fasilitas kesehatan penyedia layanan PCR menggunakan mesin yang diberikan oleh importir, harga satuan reagen adalah Rp60 ribu.
Sedangkan fasilitas kesehatan yang menggunakan mesin sendiri, harga reagen di pasaran hanya Rp 13 ribu.
“Kalau fasilitas kesehatan tidak membeli dari importir dijual sekitar Rp13 ribu per reagen. Kedua, kalau diikat oleh para importir itu, fasilitas kesehatan membeli seharga 60 ribu per reagen,” tegasnya.
Dia menambahkan, alat tes PCR produksi Tiongkok tersebut hanya menggunakan sekali ekstraksi, dan hal itu cukup mengkhawatirkan.
“Yang sangat kami khawatirkan, artinya jangan-jangan ada false positif dalam PCR ini.”
Baca Juga: Sikapi PCR Tak Diperlukan Sebelum Naik Pesawat, Ketua Fraksi PAN: Lakukan Kajian Dulu
Berdasarkan hasil investigasi tersebut, ada dugaan bahwa pandemi ini bukan musibah tapi berkah untuk mencari cuan besar dan cepat di dalam PCR.
“Karena kenapa, seperti yang dijelaskan dalam artikel, kalau kita breakdown satu PCR itu rata-rata nggak sampai Rp200 ribu bahkan kalau alatnya dari China, nggak nyampai Rp100 ribu untuk modal PCR.”
Harga PCR Pernah Jutaan Rupiah
Diketahui, pemerintah telah beberapa kali menurunkan HET tarif tes PCR. Pada Senin, 5 Oktober 2021 pemerintah melalui surat edaran Menteri Kesehatan, menetapkan harga tertinggi tarif tes PCR sebesar Rp900 ribu.
Dilansir Sonora.id, pada 3 Oktober 2020, sebelum ditetapkan batas tarif, harga swab test mandiri bisa berpuluh-puluh kali lipat jika dibandingkan harga rapid test.
Umumnya berkisar antara Rp1,5 juta sampai dengan Rp4 juta, tergantung waktu tunggu hasil tes yang didapatkan.
Baca Juga: Anggota Komisi V DPR Minta Presiden Jokowi Perintahkan Pembongkaran Mafia Tes PCR
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV