> >

Perseteruan Rutin antara Partai Demokrat-PDIP Setiap Masuk Tahun Politik

Politik | 27 Oktober 2021, 14:49 WIB
SBY dan almarhum Ani Yudhoyono bersama Jokowi dan Megawati (Sumber: Kompas.Com-)

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyebut, rakyat merasakan kehidupannya lebih enak, ketimbang pemerintahan sekarang. Oleh sebab itu, dirinya mempertanyakan kesalahan SBY, sehingga selalu difitnah oleh PDIP. 

"Apa salah Demokrat dan Bapak SBY sampai Demokrat dan Bapak SBY difitnah terus? Soalnya, saat SBY dan Demokrat memimpin Indonesia, rakyat bisa hidup enak, tidak susah seperti sekarang," kata Herzaky saat dihubungi, Rabu (27/10/2021). 


Ia menjelaskan, era SBY dahulu kemiskinan menurun drastis. Sepuluh tahun Pemerintahan SBY penduduk miskin berhasil dikurangi sebanyak 8,42 juta jiwa, atau 842 ribu per tahunnya.

Herzaky mencontohkan, satu di antara prestasi yang ditorehkan oleh SBY dalam kepemimpinannya adalah soal penanganan tsunami Aceh.

Menurutnya, cara SBY menangani tsunami Aceh bukan hanya diapresiasi oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga dunia internasional.

Perseteruan antara Demokrat dan PDIP ini bukan yang pertama, namun menjadi hal yang rutin setiap memasuki tahun politik. Jelang Pemilu 2019, 2014, 2009 dan 2004, saling serang keduanya selalu muncul.

Kemenangan SBY pada 2004 dan naiknya Partai Demokrat, kata Hasto, karena SBY menempatkan diri sebagai sosok yang terzalimi oleh Megawati. 

Baca Juga: Hasto: Megawati Minta Petunjuk Tuhan Untuk Penerus Jokowi

Dalam dua kali kemenangan SBY dan Partai Demokrat, PDIP menempatkan diri sebagai oposisi yang tak kenal lelah menyerang SBY dan Partai Demokrat. Megawati sebagai ketua umum PDIP memperlihatkan gestur enggan bertemu dengan SBY.     

Bahkan, SBY mengungkapkan sulitnya berkoalisi mendukung Jokowi di Pilpres 2019. "Hubungan saya dengan Ibu Mega, harus saya katakan jujur, belum pulih, masih ada jarak," ujar SBY pada 2018 silam. 

"Saya berikhtiar untuk bisa berkomunikasi, saya lakukan selama 10 tahun. Mendiang Pak Taufik Kiemas (suami Megawati) sahabat saya juga berusaha memulihkan silaturahim kami berdua. Jadi bukan tidak ada kehendak dari banyak pihak, tapi Allah belum berkehendak," tutur SBY.

Di era SBY, setiap ada upacara peringatan 17 di Istana Negara, Mega belum pernah hadir. Sebaliknya, SBY juga tak pernah hadir di acara yang sama saat Jokowi jadi presiden.

Hubungan buruk kedua mantan presiden dan petinggi partai ini yang berimbas kepada kader-kadernya di bawah. Tak heran bila terulang setiap memasuki tahun politik.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU