Demokrat: SBY Dulu Tidak Koar-koar Punya Prestasi Ini Itu
Berita utama | 22 Oktober 2021, 20:44 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Demokrat menilai, kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua periode punya prestasi. Namun baginya, prestasi SBY tidak perlu dinyatakan dengan suara yang keras.
Demikian Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra merespons penilaian Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal kepemimpinan SBY kepada Kompas TV, Jumat (22/10/2021).
“Memang pemerintahan SBY dulu, tidak merasa perlu koar-koar punya prestasi ini itu,” ujar Herzaky.
“Karena masyarakat sendiri yang merasakan langsung.”
Herzaky mencontohkan, satu di antara prestasi yang ditorehkan oleh SBY dalam kepemimpinannya adalah soal penanganan tsunami Aceh.
Menurutnya, cara SBY menangani tsunami Aceh bukan hanya diapresiasi oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga dunia internasional.
Baca Juga: Hasto soal SBY Lamban: yang Saya Sampaikan adalah Fakta
“Dianggap sebagai penanganan terbaik untuk bencana, dan dijadikan kajian di berbagai negara sebagai best practices,” kata Herzaky.
Prestasi lainnya, sambung Herzaky, adalah tentang pengangkatan 1,1 juta guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Rakyat yang merasakan langsung manfaatnya,” ucapnya.
Tak heran, saat kader Partai Demokrat menyapa rakyat, di mana pun selalu diapresiasi oleh para keluarga besar guru.
Sebab, banyak guru yang sebelumnya hanya honorer, berkesempatan menjadi PNS di era SBY.
“Kalau sedang menyapa rakyat di mana pun, kader Demokrat selalu diapresiasi oleh para keluarga besar guru yang dulu menjadi PNS di era Bapak SBY,” tutur Herzaky.
“Kalau untuk era sekarang, seharusnya bisa lebih baik, bukan malah mundur jauh ke belakang.”
Baca Juga: Hasto Siapkan Beasiswa Bagi Pembuat Kajian Akademis yang Bandingkan Jokowi dan SBY
Dalam pernyataannya, Herzaky berharap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf bisa fokus bekerja, membenahi berbagai kekurangan.
“Karena rakyat masih banyak yang susah, jadi pengangguran, dan kemiskinan meningkat drastis di mana-mana,” ujarnya.
“Mari bergandengan tangan, satukan kekuatan dari semua elemen, agar bangsa ini bisa segera bangkit, dari keterpurukan akibat pandemi dan krisis kesehatan.”
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai, selama kepemimpinan era SBY, setiap keputusan dan kebijakan diputuskan dengan lamban.
Tak hanya itu, Hasto juga kecewa karena SBY melepas Blok Cepu ke tangan asing.
Dalam pernyataannya, Hasto juga menilai SBY dan Jokowi adalah pemimpin yang berbeda. SBY, menurut Hasto, meraih kekuasaan dengan drama terzalimi.
Sedangkan Jokowi, menjadi pemimpin negeri karena lahir dari kaderisasi.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV