Ganjar Respons Sebutan Celeng untuk Kader PDIP yang Mendukungnya Jadi Capres 2024
Politik | 12 Oktober 2021, 04:35 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menanggapi santai terkait munculnya sebutan celeng bagi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang berada di luar barisan.
Adapun kader yang berada di luar barisan itu adalah kader yang terang-terangan mendukung Ganjar Pranowo untuk maju sebagai calon presiden atau capres.
Baca Juga: Disebut Celeng, Kader PDIP Pendukung Ganjar Pranowo Sebut Masih dalam Satu Barisan dan Siap Dipecat
Para kader tersebut dianggap telah keluar dari barisan karena mendahului Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menanggapi hal itu, Ganjar Pranowo menuturkan bahwa hal tersebut merupakan pengingat bagi para kader.
"Itu mengingatkan agar semua tertib, gitu aja," kata Ganjar di Semaramg, Jawa Tengah pada Senin (11/10/2021).
Lebih lanjut, Ganjar tak ingin menanggapi lebih jauh soal banyaknya deklarasi dukungan terhadap dirinya untuk maju sebagai capres.
Baca Juga: Kritik Puan Maju Pilpres, Seknas Ganjar: Partai Demokrasi Model Militeristik
Ganjar hanya menjawab bahwa dirinya saat ini sedang fokus menangani pandemi Covid-19.
"Lagi ngurusi Covid," ucap Ganjar.
Seperti diketahui, sebutan celeng bagi kader PDIP yang mendukung dan mendeklarasikan pencapresan kali pertama terlontar dari mulut Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) Bambang Wuryanto.
Pria yang lebih akrab disapa Bambang Pacul itu memunculkan istilah bukan banteng, tetapi celeng bagi kader PDIP yang mendeklarasikan capres.
Baca Juga: Sebut PDI Perjuangan Kehilangan Roh, Pendukung Ganjar Berharap Megawati Objektif Memandang
"Adagium di PDIP itu, yang di luar barisan bukan banteng. Itu namanya celeng. Jadi, apapun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng,” ujar Bambang Pacul.
Adapun pihak yang terang-terangan mendukung Ganjar maju sebagai Capres 2024 adalah Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo Albertus Sumbogo.
Albertus merasa masih dalam barisan PDI Perjuangan. Meski begitu, ia ingin menyampaikan aspirasi masyarakat.
“Bagi saya, saya masih dalam barisan. Hak bicara, hak aspirasi itu dijamin oleh aturan. Saya tidak memutuskan yang harus jadi Ganjar, bukan. Aspirasi masyarakat ini kan perlu ditampung,” kata Albertus kepada KOMPAS TV, Senin (11/10/2021).
Baca Juga: Ganjar Minta Alokasi Khusus Vaksin Covid-19 agar Level PPKM di Sejumlah Daerah di Jateng Turun
Apalagi, Albertus menyoroti sejumlah survei yang memperlihatkan elektabilitas tinggi terhadap Ganjar Pranowo.
“Belum (memberi masukan ke PDI-P). Jadi kita masih mengorganisasi diri untuk pewacanaan bersama-sama dengan teman-teman relawan Ganjar yang lain,” ujar Albertus.
Sebagai kader PDIP, Albertus mengaku akan mengikuti apapun keputusan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum.
“Kalau saya secara pribadi, iya (menerima apapun keputusan ketua umum). Tapi, teman-teman ini kan bukan hanya orang PDI Perjuangan. Ada banyak komponen masyarakat yang bersama saya,” ucap Albertus.
Baca Juga: Sahabat Ganjar Deklarasi Dukungan Untuk Pilpres 2024, Hingga Bagi-bagi Sembako ke Tukang Becak
Ia mengatakan, Seknas Ganjar Indonesia di Purworejo berasal dari berbagai kalangan, mulai advokat, pedagang, seniman, tokoh rohaniwan, anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM), hingga relawan Jokowi.
Menurutnya, simpatisan dan kader PDIP yang mendukung Ganjar hanya menyampaikan aspirasi sebelum Megawati memutuskan capres dari partai banteng itu untuk Pilpres 2024.
“Ikhtiar politik ini supaya memengaruhi Bu Mega, bisa juga lebih objektif memandang kader PDIP yang baik dan memang punya kans menang,” tutur Albertus.
Di sisi lain, ia mengaku siap menerima sanksi hingga pemecatan sebagai kader PDIP, bila dinilai melanggar aturan partai.
Baca Juga: Ketimbang dengan PDIP, Prabowo dan Gerindra Lebih Baik Berkoalisi dengan Partai Lain
“Saya sudah katakan sejak awal, kalau itu dianggap melanggar aturan partai, saya sudah siap kok. Diberi sangsi sampai dengan pemecatan sebagai pribadi, saya siap,” kata Albertus.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV