Ketimbang dengan PDIP, Prabowo dan Gerindra Lebih Baik Berkoalisi dengan Partai Lain
Peristiwa | 11 Oktober 2021, 19:14 WIBMeskipun, menurut Yunarto, kemungkinan tersebut juga cukup berat.
“Karena kecenderungan Ganjar dengan Anis ini malah punya potensi akan melampaui elektabilitas Pak Prabowo kalau kita lihat dari survei yang ada,” katanya.
Apakah Prabowo masih memiliki peluang yang kuat sebagai capres? Yunarto menilai pencalonan Prabowo memang merupakan kebutuhan Partai Gerindra.
Baca Juga: Sekjen Gerindra: Insya Allah Pak Prabowo Maju Pilpres 2024
Dengan mewacanakan pencapresan Prabowo, Partai Gerindra berharap dapat mendongkrak perolehan suara di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.
Karena bagaimanapun, partai politik yang memiliki capres, berkemungkinan akan mendapatkan efek ekor jas (tail coat effect) yaitu membesarnya perolehan suara karena kadernya menjadi capres.
Apalagi, Pileg dan Pilpres 2024 bakal berlangsung bersamaan.
Yunarto menyebutkan nama Prabowo memang masih berada di tiga besar hasil survei sejumlah lembaga. Namun kecenderungannya, terus menurun.
Menurut dia, harus diakui banyak pemilih meninggalkan mantan Danjen Kopassus tersebut karena bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo.
“Basis massa yang menganggap Prabowo adalah simbol perlawanan terhadap Jokowi tentu saja kecewa dengan masuknya Pak Prabowo,” ungkapnya.
Selain itu, Menteri Pertahanan tersebut juga dinilai kalah panggung dengan para kepala daerah yang potensial maju di 2024.
“Kita tahu ada keterbatasan seorang menteri hanya bisa membuat kebijakan dan mengeluarkan statement politik sesuai dengan sektor yang ia pimpin,” ujarnya.
Sementara para kepala daerah memiliki panggung yang lebih luas untuk membicarakan berbagai hal, terutama terkait penanganan pandemi Covid-19.
Prabowo sebetulnya bisa tampil dan berbicara lebih banyak dalam kapasitasnya sebagai ketua umum Partai Gerindra.
“Tapi itu tidak kita lihat,” tukasnya.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV