KSP Beri Bocoran dari Presiden Jokowi soal Keputusan Memilih Panglima TNI Baru
Politik | 5 Oktober 2021, 21:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Penasihat Kantor Staf Presiden (KSP) Andi Widjayanto mengungkapkan, Presiden Jokowi baru memberikan arahan soal pemilihan Panglima TNI yang baru.
Menurut Andi, Presiden Jokowi membeberkan 4 poin pertimbangan untuk memilih Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto di antara Jenderal Andika Perkasa, Laksamana Yudo Margono dan Marsekal Fadjar Prasetyo.
“Presiden Jokowi tadi pagi menyampaikan, pertama siapkan diri untuk mengatasi ancaman yang kompleks, termasuk pandemi Covid-19,” tutur Andi kepada Kompas TV, Selasa (5/10/2021).
Lalu, Presiden Jokowi juga akan memilih Panglima TNI baru yang dapat melakukan transformasi pertahanan.
Baca Juga: Nama Calon Panglima TNI Pengganti Marsekal Hadi Cahyanto Muncul, Siapa Pilihan Presiden?
“Transformasi pertahanan itu bisa 25 sampai 30 tahun ke depan. Jadi, kerangka strategi konseptual jangka panjang yang perlu disiapkan bersama Presiden, Menteri Pertahanan, dan Panglima TNI yang baru,” jelas Andi.
Ketiga, Presiden Jokowi menyebut akan berinvestasi dalam membangun pertahanan bersama sosok Panglima TNI yang baru.
“Dalam melakukan transformasi pertahanan, belanja pertahanan itu menjadi investasi. Terakhir yang ditugaskan Presiden tentang menjaga pilar-pilar strategi pertahanan Indonesia, seperti pertahanan berlapis, pertahanan dalam perang,” papar Andi.
Singkatnya, Presiden Jokowi sedang mencari Panglima TNI baru yang cakap memimpin operasi militer dan memiliki pandangan jauh ke depan.
“Yang dibutuhkan Presiden adalah perpaduan sosok panglima yang bisa menjalankan operasi militer sekaligus memiliki visi bersama Presiden dan Menhan membangun kekuatan pertahanan jauh ke depan,” kata Andi.
Sementara, pengamat militer dari ISSES Khairul Fahmi mengatakan, Presiden Jokowi akan memilih Panglima TNI baru yang dapat membantu meraih agenda politiknya.
“Saya kira pertahanan laut ini menjadi perhatian presiden sejak awal bahkan sejak periode pertama. Soal poros maritim dan Laut China Selatan. Itu yang menjadi bagian dari visi misi presiden dan sampai hari ini kita belum melihat perkembangan yang signifikan,” ujar Fahmi.
Sebelumnya, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang tak lama lagi akan pensiun juga menyampaikan pesan pada Panglima TNI yang baru.
"Saya mengharapkan pada akhir pengabdian saya, junior-junior saya nanti akan melanjutkan apa yang sudah menjadi komitmen antara TNI-Polri dengan tetap menjaga sinergi TNI-Polri. Dengan bersinergi, kita TNI-Polri akan bersatu, berjuang, pasti kita menang," kata Panglima TNI.
Baca Juga: HUT ke-76 TNI: Ini Daftar Nama Panglima TNI dari Tahun 1945 hingga Sekarang
Selain itu, kata Fahmi, Indonesia juga membutuhkan Panglima TNI yang bisa membantu menghadapi banyak tantangan di masa depan.
“Kecakapan dasar, kapasitas kemungkinan kurang lebih setara. Masalahnya apa sih yang dihadapi ke depan? Kita sedang dihadapkan pada sejumlah tantangan besar,” kata Fahmi.
Ada isu modernisasi alutsista, kesejahteraan prajurit dan harapan masyarakat agar tidak terjadi peran serta berlebihan dari TNI di luar tugas pokoknya di ranah sipil.
“Eskalasi di Laut China Selatan, rencana pembangunan kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia, ada juga persoalan internal dan domestik, terkait misalnya pengembangan organisasi, moral dan kompetensi prajurit,” lanjut Fahmi.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV