Varian Covid-19 Mu Disebut Belum Jadi Ancaman di Indonesia, Ahli Virologi Beber Alasannya
Update corona | 30 September 2021, 14:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar menyebut varian virus Covid-19 MU masih belum menjadi ancaman di Indonesia. Masih jauh berbahaya varian Delta dibanding varian yang dikenal dengan sebagai B.1.621 itu.
Hal tersebut diungkapkan Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika seorang ahli virologi sekaligus guru besar Universitas Udayana dalam diskusi virtual BNPB bertajuk "Waspada Mutasi Virus dengan Protokol Kesehatan" pada Kamis (30/9/2021).
Kata Mahardika, dari berbagai varian Covid-19 Delta diketahui masih mendominasi di dunia. Persentasenya hingga sembelan persen.
"Sementara MU hanya di bawah 1 persen," kata Mahardika.
Menurut Mahadika, penularan Delta lebih cepat dibanding varian MU. "Indikasi-indikasinya adalah virus Delta mempunyai daya penularan lebih tinggi dibandingkan MU," katanya.
Baca Juga: Antisipasi Covid-19 Varian Mu DI Gorontalo, Dinkes Kirim 30 Sampel
Mahardika memisalkan, varian lain bisa menularkan virus pada 2 sampai 3, sedangkan Delta bisa menular pada 8 sampai 10 orang. "Jadi sekali lagi, untuk virus MU barangkali tidak perlu menjadi ancaman karena kita lagi itu prosentase di dunia saat ini," katanya.
Kendati begitu, Mahardika mengatakan persentase tersebut bukan berarti manganggap remeh varian MU. Kata dia, teteap perlu pengetatan protokol kesehatan dan target vaksinasi harus ditingkatkan.
Bagi Mahardika, semua varian virus covid-19 relevan dengan vaksin yang telah tersedia. Tapi ketersediaan vaksin harus ditambah.
"Tidak boleh lagi 70 persen, karena 30 persen mereka yang tidak divaksin akan berisiko terkena penyakit berat," ujarnya.
Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV