> >

Resmikan Patung Soekarno, Megawati: di Masa Orde Baru, Bung Karno Tidak Diceritakan secara Benar

Politik | 29 September 2021, 23:08 WIB
Putri Proklamator RI Soekarno, Megawati Soekarnoputri mewakili keluarga meresmikan patung Presiden pertama RI Soekarno di polder Stasiun Tawang, area Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021). (Sumber: YouTube PDI Perjuangan)

Bahkan peranan para pegawai kereta api dalam kancah revolusi Indonesia pernah disampaikan Bung Karno dalam sebuah pantun saat perayaan dwidasawarsa Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) pada 28 September 1965.
 
Pantun Bung Karno tersebut berbunyi 

Siapa bilang saya dari Tegal Saya dari Majalengka
Siapa bilang revolusi kita gagal
Sebab kita punya PNKA

"Waktu kecil pun saat saya ikut bapak ke daerah-daerah tentunya menggunakan kereta api," ujar Megawati.

Baca Juga: Cerita di Balik Patung Bung Karno Naik Kuda, Sempat Bikin Panik Karena Soekarno Belum Bisa Berkuda

Lebih lanjut Megawati menjelaskan di sisi sejarah perjuangan, kereta api berperan penting dalam perpindahan pemerintahan di Yogyakarta.

Pada 3 Januari 1946 Bung Karno dan Bung Hatta serta kabinet berpindah dari Jakarta, ke Yogyakarta menggunakan kereta api.

Kala itu, sambung Megawati, jawatan kereta api telah menyiapkan dua kereta untuk membawa rombongan presiden dan wakil beserta kabinet. 

Menurut Megawati, perpindahan seluruh pemimpin dan pejabat pemerintahan dilakukan secara rahasia karena Soekarno dan Hatta selalu mendapat teror. Di saat itu jugalah pemerintahan yang baru merdeka berpindah ke Yogyakarta.

Baca Juga: Megawati Bongkar Caranya Tangkal Cemooh Karena Sering Sebut Kata Merdeka

"Tanggal 3 Januari 1946 sore hari diam-diam Bung Karno dan Bung Harta serta kabinet lalu berangkat dari Pegangsaan Timur ke stasiun berangkat ke Yogyakarta. Maka ketika itu pemerintahah pindah ke Yogyakarta," ujar Megawati.

Megawati menambahkan, berdirinya patung Bung Karno di sejumlah tempat bukan sekadar simbol, melainkan warisan pengetahuan sejarah bagi generasi penerus atas jasa-jasa para pahlawan.

"Kita tahu bunga mawar menyebarkan baunya tanpa menyebut-nyebut namanya, tapi harum semerbak. Oleh sebab itu, bangsa yang tahu menghargai pahlawannya itulah yang bisa menjadi bangsa yang besar. Karena itu jangan lupa sejarah dan hargailah pahlawan kita," ujar Megawati.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU