> >

Pertamina Rilis Hasil Investigasi Kebakaran Kilang Balongan Indramayu: Tersambar Petir

Peristiwa | 29 September 2021, 14:16 WIB
Sejumlah warga menjauh dari lokasi terbakarya kilang minyak milik PT Pertamina RU VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3/2021) dinihari tadi. (Sumber: Tribuncirebon/Handika Rahman)

JAKARTA, KOMPAS.TV-  PT Pertamina (Persero) mengeluarkan hasil investigasi terhadap insiden kebakaran Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, pada  29 Maret 2021 lalu.

Kebakaran yang terjadi pada tengah malam itu,  dimulai pada pukul 11 malam dan berlanjut hingga pagi hari.

Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati,  pihaknya melibatkan empat investigator eksternal untuk mengaudit hasil investigasi Kilang Balongan, yaitu Dirjen Migas Kementerian ESDM, BPPT, LAPI ITB, dan investigator luar negeri Det Norske Veritas.

Hasil investigasi serta analisis empat tim investigator menduga kebocoran disebabkan oleh sambaran petir yang menyebabkan degradasi pada dinding tangki G yang menyebabkan penipisan dinding tangki, lalu disusul robek dan kebocoran dinding tersebut akibat tekanan mekanik dari dalam tangki yang berisi bahan bakar minyak.

Baca Juga: Pedagang di Pantai Balongan Indah Kibarkan Bendera Putih: Kami Sudah Menyerah Pak!

Insiden kebakaran terjadi akibat sambaran petir pada tangki G yang menghasilkan segitiga api berupa oksigen, vapor hydrocarbon, serta sambaran petir yang memicu ledakan.

Berdasarkan alat lightning detection system milik PT PLN (Persero) menyebutkan bahwa pengukuran sepanjang pukul 23.00 hingga 01.00 hari terdapat 241 kali sambaran petir.

Adapun hasil analisis Badan Meteotologi,Klimatologi dan Geofisika menyatakan ada kumpulan awan dan sambaran petir dengan radius 17 kilometer saat malam kebakaran tersebut.

"Kami jadikan hasilnya (audit investigasi) ini untuk improvement karena ini yang paling penting," Nicke, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (29/9/2021).

Nicke menjelaskan pihaknya telah mendapatkan pelajaran dari hasil investigasi tersebut guna meningkatkan fasilitas pengaman yang tidak hanya di kilang saja, tetapi dijadikan standar untuk sektor hulu dan hilir Pertamina.

Sementara Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono mengungkapkan peristiwa kebakaran terjadi di aera offside kilang antara pertankian, sehingga area pemerosesan minyak tidak ada masalah.

Terdapat empat tangki yang terbakar, yaitu tangki E, F, G, dan H dari 71 tangki dengan luasan sekitar hampir dua haktare dari total 180 hektare.

Baca Juga: Kebakaran Kilang Balongan Bukan Kali Pertama, Ombudsman Minta Pertamina Selesaikan Investigasi

"Tangki G yang ini terjadi explotion pada 28 Maret 2021. Semua dioperasikan di bawah kapasitas maksimum operasinya," ujar Djoko.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU