> >

Cuaca Ekstrem Kerap Landa Indonesia, Kepala BMKG Dorong Nelayan Manfaatkan Info Cuaca

Peristiwa | 28 September 2021, 21:36 WIB
Ilustrasi kapal nelayan saat menerjang gelombang tinggi di perairan Indonesia. (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia beberapa tahun belakangan membuat kondisi cuaca gampang berubah dan sulit ditebak dengan hanya mengandalkan tanda-tanda alam.

Oleh karena itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mendorong nelayan Indonesia memanfaatkan aplikasi InfoBMKG sebagai acuan dalam melaut dan menangkap ikan.

"Kondisi cuaca sedikit banyaknya akan memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan ikan dari para nelayan, apalagi kondisi cuaca ektrim yang berpotensi membahayakan keselamatan nelayan yang tengah melaut," ungkap Dwikorita seprti dilansir dari laman BMKG, Selasa (28/9/2021).

Baca Juga: BMKG Minta Warga Waspadai Hujan Badai Hingga Puting Beliung di Sejumlah Wilayah Indonesia

Dwikorita mengatakan, kondisi cuaca bagi nelayan tangkap maupun budidaya sangat penting untuk mendukung kegiatan nelayan agar dapat melaut dengan aman dan tenang. 

Melalui aplikasi yang didesign untuk mengetahui berbagai informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika tersebut, nelayan dapat memutuskan apakah akan melaut atau tidak. 

Termasuk, kata Dwikorita, mempersiapkan kebutuhan apa saja ketika melaut untuk mengantisipasi perubahan cuaca.

"Informasi yang dihadirkan cukup lengkap. Mulai dari prakiraan cuaca tiga harian, tujuh harian termasuk perkiraan angin, arah kecepatannya, perkiraan arus, gelombang tinggi atau tidaknya, kondisi aktual hujan atau tidak," paparnya.

"Jadi jangan nekat melaut saat mengetahui kondisi cuaca buruk. Tidak hanya akan kesulitan mencari ikan, namun juga membahayakan keselamatan," tambah dia.

Sementara itu, Dwikorita menuturkan bahwa BMKG secara rutin menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) untuk memberikan pemahaman kepada nelayan terkait pemanfaatan informasi cuaca dan iklim secara efektif dalam mendukung kegiatan perikanan.

Selama SLCN, nelayan diberikan pemahaman tentang informasi cuaca dan iklim perikanan, proses pembentukan angin, awan, hujan, dan gelombang agar dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan dan pengetahuan dalam mengakses informasi cuaca maritim.

Tujuannya, tidak hanya sekedar meningkatkan keselamatan nelayan saat turun melaut, tetapi juga meningkatkan tangkapan nelayan saat mencari ikan. Mengingat, selama beberapa tahun terakhir ini, situasi iklim dan cuaca sangat beragam dan dinamis.

"Penyelenggaraan SLCN ini juga menjadi salah satu wujud komitmen BMKG mendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama," pungkasnya.

Baca Juga: BMKG Imbau 21 Provinsi untuk Waspada Potensi Banjir di September 2021, Mana Saja?

Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/BMKG


TERBARU