Panglima TNI Respons Gatot soal PKI: Tak Bisa Pernyataan Didasarkan Hanya pada Keberadaan Patung
Berita utama | 28 September 2021, 12:23 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, dugaan PKI berada di dalam tubuh TNI Angkatan Darat tidak bisa hanya berdasar pada keberadaan patung.
Demikian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto merespons pernyataan mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Senin (27/9/2021).
“Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat,” kata Marsekal Hadi Tjahjanto.
Atas dasar itu, Hadi Tjahjanto pun menolak untuk berpolemik soal dugaan penyusupan PKI di tubuh TNI. Apalagi, perihal ini sudah diklarifikasi oleh institusi terkait.
“Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah,” ujarnya.
Baca Juga: Saat Patung Sejumlah Tokoh Diambil dari Museum, Letjen Dudung Mengaku Tak Bisa Menolak
Dalam pendapatnya, Hadi mencerna apa yang disampaikan Gatot Nurmantyo soal dugaan PKI masuk di tubuh TNI AD lebih pada nasihat untuk prajurit aktif. Bagaimana pun, kata Hadi, faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.
“Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior kepada kami prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada. Agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi,” ucap Hadi.
Terpisah, sesuai penjelasan Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad telah diambil oleh penggagasnya yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution.
Tiga tokoh dimaksud antara lain adalah Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) memang sebelumnya ada di dalam museum tersebut. Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012).
Baca Juga: Letjen Dudung Minta Gatot Nurmantyo Tidak Membuat Fitnah yang Menimbulkan Kegaduhan Bangsa
“Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini,” kata Letjen Dudung.
“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.”
Letjen Dudung lebih lanjut menuturkan jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar.
“Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu,” ujarnya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV