> >

Warganet Tawarkan Jasa Ojek Hingga Desain Gratis Dukung 56 Pegawai KPK, Presiden Tawarkan Apa?

Peristiwa | 27 September 2021, 16:06 WIB
Sejumlah pegawai nonaktif KPK bersama pegiat anti korupsi membuka kantor darurat KPK dan menggelar aksi anti korupsi di depan Gedung Kantor Komisi Pemberantas Korupsi, Jakarta. Aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia, serta meminta Presiden Joko Widodo melalui surat untuk membatalkan pemecatan 57 pegawai KPK yang selama ini dinilai memiliki integritas tinggi dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.  (Sumber: Wandi Yansen / Kompas TV)

Dukungan Driver Ojol

Dukungan terhadap 56 pegawai KPK korban TWK, juga disampaikan seorang pengemudi ojek online lewat akun @Tama28nda.

Dalam cuitannya, @Tama28nda menulis “Saya hanya ojol. Yg bs sy lakukan utk2 orang2 hebat di KPK 57 pegawai yg akan dipecat per 30september. Jk kalian semua butuh transportasi jk ada di bd.lampung or sebaliknya saat saya ngojol di ibukota. Sy GRATIS kan semua utk kalian orang2 hebat di KPK!!”

Kepada KOMPAS TV saat dikonfirmasi, M Tama sebagai pemilik akun menyatakan cuitan tersebut merupakan bentuk dukungannya kepada para pegawai KPK korban TWK.

“Saya ingin membantu dengan apa yang saya punya. Dari fisik dan apa yang saya kerjakan selama ini,” katanya.

DIa menyatakan sangat menghormati apa yang telah dilakukan para pegawai KPK yang bakal diberhentikan tersebut. Menurutnya para pegawai KPK tersebut, telah bekerja dengan sebaik-baiknya dan berprestasi dengan sangat baik, namun diperlakukan tidak adil.

“Saya pengen support kalian (pegawai KPK korban TWK) dengan cara saya. Saya ingin gratiskan kalian, baik di Lampung maupun di Jakarta,”tuturnya.

Memang menurut Tama, dia beraktivitas di Lampung. Namun jika pegawai KPK beraktivitas di Jakarta, dia bersedia meminta teman-temannya sesama pengemudi ojek online di ibukota untuk mengantar para pegawai KPK, tanpa bayaran.

“Silakan hubungi saya,” tutur Tama.

Dukungan tersebut, kata Tama, bukan mengatasnamakan perusahaan ojek online ataupun komunitas ojek online. Dukungan tersebut merupakan inisiatifnya pribadi, karena ingin memberikan sesuatu untuk perjuangan melawan korupsi.

“Ini kampanye pribadi, dari kami orang-orang bawah, yang dianggap sebelah mata,” paparnya.

Dia sedih melihat para 56 pegawai KPK yang sudah berjuang untuk pemberantasan korupsi justru diberhentikan lewat TWK abal-abal.

“Saya pernah diperlihatkan video Novel (Novel Baswedan) melihat HP. Jarak layar dan matanya hanya satu centimeter. Bayangkan orang sudah berjuang seperti itu, malah diberhentikan begitu saja,” paparnya.

Seperti diketahui Novel Baswedan mengalami kerusakan mata, karena diserang dengan air keras saat hendak menunaikan Sholat Subuh di Masjid dekat rumahnya di Kawasan Kelapada Gading, pada 11 April 2017.

Baca Juga: Penetapan Azis sebagai Tersangka Dinilai Bagian Strategi KPK Redam Isu Pemecatan Pegawai Korban TWK

Sebelumnya, Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mempertanyakan sikap diam Presiden Joko Widodo pasca diberhentikannya 56 pegawai korban tes wawasan kebangsaan (TWK).

Hanya tinggal dalam hitungan hari, para pegawai korban TWK, tersebut bakal resmi keluar dari lembaga tersebut.

“Apa iya dengan implementasi TWK yang bermasalah terjadi di KPK, presiden akan diam saja?” ujar Febri Diansyah yang ditemui di “Kantor” Darurat Pemberantasan Korupsi yang dipasang di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. 

DIa berharap Presiden Jokowi tetap mendengar dan memerhatikan suara pegawai korban TWK. Sebab para pegawai tersebut, telah disingkirkan dari KPK dalam proses TWK yang penuh masalah.

Dia menyatakan masyarakat menunggu sikap presiden.

“Apakah presiden masih bicara 'itu bukan urusan saya’ atau mau benar-benar jadi presiden yang diharapkan masyarakat memperkuat pemberantasan korupsi?” tanya Febri.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU