> >

Ada Klaster Covid-19 di Sekolah, Nadiem: PTM Terbatas Harus Jalan

Peristiwa | 23 September 2021, 19:37 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim. (Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Terjadinya klaster penularan Covid-19 di sejumlah sekolah yang diduga dipicu karena adanya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tidak membuat surut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

Nadiem menekankan pembelajaran tatap muka di sekolah tidak akan diundur atau dihentikan.

Kendati demikian, Nadiem menyebut pihaknya akan terus melakukan pemantauan terkait keberadaan klaster Covid-19 di sekolah.

“Itu terus kita monitor temuannya, bukan berarti PTM akan diundur, jadi masih harus jalan,” kata Nadiem di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/9/2021).

Lebih lanjut, dia menuturkan setiap sekolah yang terdeteksi menjadi tempat penularan Covid-19, maka sekolah tersebut harus ditutup untuk sementara waktu sampai situasi aman.

"Tapi sekolahnya masing-masing kalau ada kasus klaster ya harus ditutup segera, memang seperti itu," ujar Nadiem menegaskan. 

Baca Juga: Muncul Klaster Penularan Covid-19, DPR Minta Pelaksanaan PTM Dievaluasi

Dia berujar sekolah tatap muka masih terus dilanjutkan untuk sekolah yang tidak ada klaster Covid-19.

Namun, Nadiem mengingatkan kepada sekolah-sekolah untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat supaya tidak terjadi klaster baru dari PTM Terbatas.

"PTM terbatas masih dilanjutkan, prokes harus dikuatkan dan sekolah-sekolah di mana ada situasi seperti itu (klaster baru Covid-19) harus ditutup segera sampai aman," jelasnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Kemendikbudristek mencatat ada sebanyak 2,8 persen atau 1.296 sekolah yang melaporkan klaster penularan Covid-19 saat PTM terbatas.

Hal ini disampaikan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Paud Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri pada diskusi daring, Selasa (21/9/2021). 

"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," kata Jumeri.

Adapun data tersebut, lanjut Jumeri, didapatkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 46.500 sekolah yang sudah melakukan PTM Terbatas hingga 20 September 2021.

Baca Juga: Muncul Klaster Covid-19 di Sekolah, Anggota DPRD: Stop Dulu PTM, Hentikan Semuanya

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU