Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Gubernur Anies: Sistem Deteksi Dini Diaktifkan Terus
Update corona | 22 September 2021, 19:31 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan pihaknya mengatisipasi adanya gelombang ketiga Covid-19 dengan terus mengaktifkan sistem deteksi dini.
Ia mengatakan sistem deteksi dini hingga saat ini belum diturunkan.
"Begini, kalau terkait dengan kita di Jakarta dengan pengalaman gelombang pertama, gelombang kedua, maka sistem deteksi dini itu diaktifkan terus, sampai sekarang belum diturunkan sistem deteksi dini itu," kata Anies kepada wartawan di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (22/9/2021).
Anies menjelaskan sistem deteksi dini tersebut merupakan kegiatan 3T yang meliputi testing, tracing, dan treatment.
"Kegiatan testing tetap tinggi 8,4 kali lipat lebih tinggi dari standar WHO. Kegiatan tracing tetap tinggi," kata Anies.
Anies mengatakan, meskipun saat ini positivity rate Jakarta sudah di angka 0,7, tetapi tracing dan testing tidak dikurangi.
Baca Juga: Teruntuk Warga Jakarta, Wagub DKI Minta Masyarakat Waspadai Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19
"Untuk mendeteksi bila terlihat ada deretan hari-hari dimana pertambahan kasus mulai nampak menunjukkan tren peningkatan, maka kita bisa langsung waspada, jadi itu salah satu cara mendeteksi," kata Anies.
Selanjutnya, Anies juga meminta agar semua elemen tetap menjaga protokol kesehatan dan memastikan keluarga, tetangga, dan rekan mengikuti vaksinasi Covid-19.
Sebelumnya, pemerintah mengajak semua pihak untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19.
"Pemerintah mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengantisipasi gelombang ke-3 Covid-19 seiring meningkatnya kasus di beberapa negara tetangga, seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam siaran pers, Selasa (21/9).
Baca Juga: Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Wakil Ketua DPR Minta Pemerintah Persiapkan Faskes
Johnny mengatakan, hal yang dapat dilakukan ialah memperlambat terjadinya gelombang baru dengan mengendalikan jumlah kasus ketika berada di level rendah.
Hal tersebut harus diiringi dengan peningkatan intervensi farmasi seperti vaksinasi.
Penulis : Hasya Nindita Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV