Lonjakan Ketiga Covid-19 di Depan Mata, Rumah Sakit Diminta Waspada
Peristiwa | 22 September 2021, 12:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengingatkan kepada pemerintah agar meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi prediksi puncak gelombang ketiga penyebaran virus Covid-19 yang diperkirakan pada Desember 2021.
“Kepada pemerintah, kami minta untuk fasilitas sarana dan prasarana tetap diwaspadakan. Rumah sakit-rumah sakit juga harus tetap dalam keadaan waspada, jangan lengah dan kondisi selalu siaga. Kalau gelombang ketiga itu ada, kita sudah siap,” ujar Dasco kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (21/9/2021).
Meski demikian, Dasco menyebut bukan hanya pemerintah yang perlu mewaspadai puncak gelombang ketiga penyebaran Covid.
Masyarakat juga perlu mengambil peran agar hal tersebut tidak terjadi. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat jangan sampai lengah dengan tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia. Terlebih, kata politisi Partai Gerindra itu, memasuki November-Desember akan ada banyak libur nasional.
Baca Juga: Pasca Libur Panjang, Kasus Covid 19 Menurun
“Kita sudah bersama mengalami pahitnya lonjakan pandemi kedua di mana banyak rumah sakit kemudian daya tampungnya melebihi kapasitas tidak memadai dan lalu obat-obatan yang tidak memadai, kemudian sebaran yang begitu cepat membuat kita semua kewalahan. Mari kita sama-sama kepada bangsa Indonesia kita jangan lengah, kita tetap protokol kesehatan," jelas Dasco lebih lanjut.
Pernyataan Dasco merujuk pada epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko yang memprediksi Indonesia bakal masuk puncak ketiga Covid-19 atau third wave pada Desember 2021.
Miko menjelaskan, prediksi itu akan terjadi jika capaian vaksinasi Covid-19 tak sampai 50 persen pada akhir tahun 2021, ditambah dengan banyak pelonggaran aktivitas meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan.
Sementara Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan pentingnya belajar dari pengalaman untuk mencegah potensi lonjakan ketiga di Indonesia.
"Indonesia saat ini telah mengalami dua kali lonjakan yang terjadi pada Januari dan Juli 2021," kata Wiku Adisasmito, Rabu (22/9/2021).
Wiku mengatakan saat ini dunia tengah mengalami lonjakan ketiga sehingga perlu diwaspadai Indonesia dengan mempelajari pola kenaikan kasus di dalam negeri yang cenderung lebih lambat dari kenaikan kasus dunia.
Baca Juga: Ribuan Orang Positif Covid Jalan-Jalan?
"Pada pola gelombang kedua di mana terdapat jeda tiga bulan, perlu kita antisipasi mengingat dalam tiga bulan ke depan ini kita akan memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru 2022," katanya.
Wiku mengatakan lonjakan kasus di Indonesia pada Juli 2021 lebih disebabkan faktor internal dan bukan karena naiknya kasus global ataupun datang dari negara-negara lain.
Beberapa faktor internal penyebab kenaikan kasus dan penyebaran virus adalah meningkatnya mobilitas dalam negeri, dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik Idul Fitri dan sikap abai masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Sementara saat terjadi lonjakan kedua dunia, Indonesia sedang di titik terendah kasus mingguan. Sebaliknya, saat Indonesia kasusnya meningkat pada Juli, dunia kasusnya menurun dan meningkat lagi hingga mencapai lonjakan ketiga.
Wiku berpesan agar masyarakat Indonesia harus semakin tangguh dalam menghadapi COVID-19. "Perlu dipahami bahwa mobilitas penduduk dan masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, menjadi penyumbang terbesar terjadinya lonjakan kasus," katanya.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV