> >

Bantuan Sosial Tunai Rp300 Ribu Dihapus, Kini Kemensos Hanya Fokus pada 2 Bansos

Sosial | 22 September 2021, 04:05 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR membahas data bansos bermasalah (Sumber: Tangkapan Layar YouTube DPR RI)

Kedua bansos memberikan bantuan dana kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Dua strategi tersebut disusun dengan latar belakang pemikiran bahwa kebijakan percepatan penanganan kemiskinan tidak bisa berjalan tanpa titik akhir.

Baca Juga: Ada Bansos Tambahan untuk 5,9 Juta KPM, Mensos: Bakal Cair Akhir September dan Awal Oktober

Agar targetnya tercapai, kata Risma, Kemensos perlu menyiapkan daya ungkit program (laverage). “Kalau dia sehat dan mampu secara fisik, maka bisa diberikan akses kepada dunia kerja maupun dengan meningkatkan kemampuan vokasional,” jelas mantan Wali Kota Surabaya itu.

Risma menyebut telah mendirikan Sentra Kreasi Atensi (SKA) yang sudah berdiri di delapan balai milik Kemensos. Itu merupakan tempat bagi para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang telah mendapatkan pelatihan.

Di tempat itu, mereka akan diberi kesempatan memasarkan produk hasil kreasinya untuk mendirikan dan mengelola usaha seperti kafe, laundry, tata rias, salon, warung, usaha kuliner dan galeri jahit.

Problem Data Penerima Bansos

Terkait perbaikan data, Risma menyampaikan terobosan dalam meningkatkan akurasi data. Salah satunya dengan menambahkan fitur “usul” dan “sanggah” pada Aplikasi Cek Bansos.

Menurutnya, aktivasi dua fitur tersebut adalah solusi dari permasalahan data selama ini, yakni adanya orang yang berhak mendapatkan bantuan tapi tidak dapat (exclusion error), dan ada yang tidak berhak tapi mendapatkan bantuan (inclusion error).

“Ini juga merupakan upaya untuk terus mendorong ketepatan penyaluran bantuan sosial,” katanya.

Cara tersebut dipercaya memberikan transparansi, khususnya kepada masyarakat yang merasa berhak mendapatkan bantuan namun tidak mendapatkan dengan mengakses fitur “usul” atau memberikan informasi bila mengetahui seseorang tidak layak namun mendapatkan bansos dengan mengakses fitur “sanggah”.

Penyaluran Tak Lagi Pakai Kartu

Pada tahun mendatang, Kementerian Sosial akan melakukan uji coba penyaluran bantuan sosial (bansos) secara biometrik.

"InsyaAllah tahun depan itu, uji coba di tujuh provinsi, ada beberapa kabupaten/kota," ujar Risma kepada awak media di Jakarta, Selasa.

Risma menjelaskan, dalam uji coba tersebut, penyaluran bansos tidak lagi menggunakan kartu. Jika kartunya rusak, penerima manfaat boleh hanya dengan membawa identitas diri ke e-Warong.

"Nanti penjualnya men-download aplikasi kami, kemudian transaksi, jadi tidak bisa keluar minuman keras, rokok," jelas dia.

Selain itu, kebijakan pemberian bansos juga akan dibedakan berdasarkan letak geografis penerima manfaaat. Untuk lokasi yang terjauh, bank akan datang ke tempat nasabah.

Terobosan lain, Risma mengatakan tidak akan memaksakan bansos tersebut untuk membeli beras. Itu terkait dengan ketimpangan harga di tiap daerah, terutama di Papua harga bahan pokok menjadi lebih tinggi.

"Memang tidak semua, kenapa harus beras? Lha, kalau saya makan sagu memangnya harus dipaksa beras? Nah, itu nanti ke depan akan seperti itu," pungkasnya.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Bantuan Sosial Tunai Covid-19 Dihentikan

Penulis : Hedi Basri Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Ant


TERBARU