Cerita SBY soal Perjuangan Besar Sarwo Edhie dan Sunarti Sri Hadiyah untuk Kedaulatan RI
Peristiwa | 21 September 2021, 14:56 WIBPURWOREJO, KOMPAS.TV – Keluarga besar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tengah berduka atas kepergian Sunarti Sri Hardiyah.
Ibu mertua SBY itu telah dimakamkan di Taman Makam Keluarga, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (21/9/2021).
Dalam acara pemakaman tersebut, SBY juga turut memberikan sambutan dan ungkapan belasungkawa atas meninggalnya ibunda dari Ani Yudhoyono.
Mewakili keluarga besarnya, SBY mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap para kerabat yang melayat dan turut berduka.
“Kami keluarga besar Sarwo Edhie Wibowo sungguh berduka karena sosok yang sangat kami cintai yaitu dari juga tentunya eyang dari cucu cucunya dan eyang buyut dari anak cicit yaitu Hj. Sunarti Sri Hardiyah binti Danu Sunarto atau yang kami memanggilnya sebagai Ibu Ageng telah berpulang ke rahmatullah, kemarin pada tanggal 20 September 2021 dengan tenang di Jakarta,” kata SBY mengawali sambutannya.
Baca Juga: Ibu Mertua SBY Dimakamkan Berdampingan dengan Makam Sang Suami, Letjen Sarwo Edhie Wibowo
SBY juga memohon doa agar Ibu Ageng dapat diterima di sisi Tuhan.
Lebih lanjut, SBY mengungkapkan, keluarga besar Sarwo Edhie Wibowo mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak ibu hadirin sekalian yang berkenan meluangkan waktu untuk menghormati almarhumah, menghadiri acara pemakaman hari ini.
Kenang Sarwo Edhie Wibowo
Dalam sambutannya itu, SBY turut mengenang mendiang suami Ibu Ageng, yakni Letnan Jenderal (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo yang meninggal pada 9 November 1989 dan dimakamkan pada 10 November 1989 di Purworejo.
“Di tempat ini, 32 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 10 November tahun 1989, tepat di hari Bapak Sarwo Edhi Wibowo dimakamkan, yang pusarannya ada dihadapan bapak ibu sekalian, dalam upacara militer yang khidmat dan bersejarah,” tutur SBY.
Dia kemudian bercerita bahwa Sarwo Edhie Wibowo merupakan sosok pejuang, prajurit, yang memiliki darah juang tinggi.
Sebagai seorang istri prajurit, Sunarti Sri Hardiyah juga memiliki andil besar dalam mendukung suaminya memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia (RI).
“Sebagai istri baru, baru menikah, Ibu Ageng waktu itu mendampingi sang suami dalam perang gerilya, perang kemerdekaan, melakukan sesuatu untuk melindungi sang suami dari pengejaran dan pencarian tentara kolonial,” cerita SBY.
“Artinya, Ibu Sarwo Edhie juga terlibat aktif dalam perjuangan mempertahan kedaulatan di negeri ini di usianya yang masih sangat muda,” ucapnya.
Panutan Istri Prajurit
Dia juga menceritakan kesulitan yang dialami keluarga Sunarti Sri Hardiyah dalam mengemban keluarganya.
Ibu Ageng harus mendukung suaminya dan membesarkan ketujuh anaknya dalam kondisi ekonomi yang belum mapan.
“Almarhumah pada saat itu telah rela mengorbankan segalanya demi Tanah Air yang dicintainya. Almarhumah menjadi istri prajurit, istri pendamping suami yang juga prajurit, banyak tantangan yang dihadapi, jauh dari perubahan, ekonomi keluarga sering pas-pasan, seraya mengasuh, mendidik, membesarkan tujuh putra-putrinya.”
Susilo Bambang Yudhoyono menilai Sunarti Sri Hardiyah merupakan contoh dan panutan bagi istri seorang prajurit.
“Ibu Ageng telah menjadi contoh menjadi role mode bagaimana seorang istri prajurit memiliki ketangguhan ketegaran dan semua sifat-sifat yang mulia. Nilai kehidupan yang diwariskan oleh Ibu Ageng ternyata bagi keluarga besar memberikan manfaat yang sangat,” katanya.
Adapun diketahui, Sunarti Sri Hardiyah meninggal pukul 17.45 WIB di Jakarta, Senin (20/9/2021). Jenazah almarhumah kemudian dibawa ke Purworejo untuk dimakamkan di samping pusara sang suami.
Baca Juga: Beri Sambutan Pemakaman Ibu Mertua, SBY Kenang Peran Sunarti Sri Hadiyah sebagai Istri Prajurit
Penulis : Fadhilah Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV