Fakta Uang Koin Khusus Rp 750.000, Terbuat dari Emas Termahal Nomor 2 di Indonesia
Viral | 7 September 2021, 16:32 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Uang koin dengan nominal Rp 750.000 menjadi perhatian netizen baru-baru ini karena nominalnya yang tinggi. Selama ini uang koin yang beredar di masyarakat hanya uang dengan nominal kecil saja.
Ternyata setelah diberitakan sebelumnya bahwa uang dengan nominal tinggi tersebut akan ditarik, masyarakat jadi mengetahui ada uang koin dengan nominal yang besar.
Salah satu yang menarik perhatian adalah uang koin khusus dengan nominal Rp 750.000. Melansir laman Bank Indonesia, uang tersebut merupakan uang yang dikeluarkan untuk memeringati perjuangan angkatan 45.
Baca Juga: Viral Video Uang Logam Rp500 Disebut Bisa Ditukar Rp750.000, Ini Penjelasan Bank Indonesia
Berikut beberapa fakta uang koin khusus Rp 750.000.
Bank Indonesia mengeluarkan uang koin khusus dengan nominal Rp 750.000 ini sebagai peringatan 45 tahun perjuangan Angkatan '45.
Dalam perilisan uang ini, Bank Indonesia bekerja sama dengan Dewan Harian Nasional Penggerak Pembina Potensi Angkatan '45.
Termasuk dalam uang rupiah khusus, uang ini dikeluarkan sebanyak 3 pecahan dengan bahan dasar emas yakni:
- Uang Rp 750.000 berbahan emas.
- Uang Rp 250.000 berbahan emas.
- Uang Rp 125.000 berbahan emas.
Uang dengan nominal Rp 750.000 disebut sebagai uang koin termahal nomor dua di Indonesia.
Baca Juga: Bergambar Pak Harto, Uang Koin Rp 850.000 Ini Jadi yang Termahal di Indonesia
Berbahan dasar emas, tampak belakang uang ini yakni lambang negara berupa Garuda Indonesia dengan semboyan Bhinekka Tunggal Ika, tahun 1990, dan teks Bank Indonesia.
Sementara pada bagian depan tampak lambang Angkatan '45 dengan lambang negara Garuda Indonesia yang dikelilingi oleh padi dan kapas.
Tercantum pula nominal uang koin tersebut yang tertulis "750000 RUPIAH".
Nah untuk koin khusus dengan nominal tertinggi di Indonesia yakni uang koin bergambar Presiden RI ke-2 Soeharto dengan nilai Rp 850.000.
Penulis : Danang Suryo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Bank Indonesia