> >

Wamenkes: Covid-19 Varian Mu Belum Terdeteksi di Indonesia

Kesehatan | 6 September 2021, 23:43 WIB
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (Sumber: Dok. Sekretariat Kabinet RI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan virus corona varian Mu belum terdeteksi di Indonesia.

Hal ini disampaikan setelah pihaknya melakukan uji genom sequencing untuk mendeteksi keberadaan varian baru Covid-19.

"Kita sudah melakukan genom sequencing terhadap 7.000-an orang di seluruh Indonesia dan belum terdeteksi adanya varian Mu," ujar Dante dalam konferensi pers secara daring, Senin (6/9/2021).

Dante menjelaskan Covid-19 varian Mu terjadi di Kolombia dan secara laboratorium varian Mu mempunyai resistensi terhadap vaksin.

Meski demikian, kata Dante, kesimpulan tersebut dalam konteks laboratorium bukan dalam konteks epidemiologis.

"Tapi, itu dalam konteks laboratorium, tidak dalam konteks epidemiologis," jelasnya.

Menurut Dante, semakin lama pandemi berlangsung dan kasus berkembang, sejatinya virus akan terus melakukan mutasi dan modifikasi.

Seperti halnya varian delta yang sudah ditemukan di Indonesia.

Lebih lanjut Dante berharap varian Mu itu akan abortif seperti varian Lambda yang terjadi beberapa waktu lalu di Peru.

"Varian delta baru saja kita alami, sekarang sudah ada varian Mu. Mudah-mudahan ini akan abortif, seperti juga varian Lambda beberapa waktu yang lalu di Peru," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Dante mengatakan menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia saat ini menjadi kesempatan untuk memperkuat ketahanan medis di dalam negeri.

Baca Juga: Muncul Varian Mu, Pemerintah Antisipasi Gelombang 3

"Menurunnya kasus yang ada di tempat kita bukan membuat kita menjadi terlena, akan tetapi inilah saatnya kita melakukan penguatan terhadap ketahanan medis," kata Dante.

Hal ini perlu dilakukan Indonesia, terlebih melihat apa yang terjadi di Amerika Serikat, Inggris, dan Israel di mana terjadi kenaikan kasus meskipun angka vaksinasi sudah cukup tinggi.

Dante mengemukakan pada saat terjadi penurunan kasus seperti saat ini, rumah sakit harus berbenah untuk memperbaiki kualitas, mengefisiensikan kembali protokol penanganan secara optimal, serta mengevaluasi lagi pengobatan Covid-19 secara baik.

"Sehingga ke depannya kalau kita menangani kasus-kasus yang berat, kita akan mendapatkan protokol yang lebih baik," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali diperpanjang hingga 13 September 2021. Hal itu disampaikan Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (6/9/2021).

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU