Khawatir Learning Loss, Kemendikbud Ristek Dorong PTM Terbatas di Wilayah PPKM Level 1-3
Sosial | 27 Agustus 2021, 16:21 WIBBaca Juga: 60 Sekolah di Kendal Gelar Simulasi PTM Terbatas
Ihwal pelaksanaan PTM terbatas, Sri berharap sekolah membangun kerja sama dengan layanan kesehatan setempat agar sigap bila ada warga sekolah yang terkonfirmasi Covid-19.
Jika ada yang terkonfirmasi, kata dia, maka sekolah harus ditutup sampai dinyatakan aman, dan dapat memulai PTM Terbatas kembali dengan melakukan prosedur seperti awal pembukaan sekolah.
PTM Terbatas didorong agar dapat dilaksanakan awal bulan September 2021.
Salah satu ketentuan yang harus diperhatikan dalam membuka sekolah, tambah Sri, yaitu pembatasan jumlah peserta didik dalam satu kelas dengan jumlah lima puluh persen siswa yang hadir setiap hari.
Sekolah juga dapat membuat mekanisme shift.
Durasi siswa berada di sekolah pun tidak seperti sebelum pandemi.
“Maksimal mereka di sekolah selama dua sampai tiga jam saja,” kata Sri.
Bagi sekolah yang mempunyai fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kata Sri, Kemendikbudristek mendorong agar melakukan blended learning (daring dan luring).
Dengan itu, peserta didik yang belajar dari rumah tetap bisa belajar seperti teman-temannya yang di sekolah.
Pada akhir keterangannya, Siri mengatakan, belajar adalah hak setiap anak.
Guru tidak boleh melakukan diskriminasi, semua siswa harus mendapatkan hak belajar yang sama.
"Kami sudah menyampaikan kepada dinas Pendidikan daerah agar PTM terbatas dapat dilakukan dengan lancar, anak-anak bisa belajar dengan aman dan tetap sehat sehingga learning loss bisa ditekan,” pungkas Sri.
Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV