TNI AD akan Tetap Hukum Prajuritnya Meski Kasus Perkelahian dengan Warga Buleleng Bali Sudah Damai
Hukum | 26 Agustus 2021, 01:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - TNI AD menyayangkan perkelahian yang terjadi antara prajuritnya yang bertugas di Kodim 1609/Buleleng dengan warga Desa Sidetapa, Kabupaten Buleleng, Bali, pada Senin (23/8/2021).
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Tatang Subarna, menyayangkan adanya insiden kericuhan itu di saat pelaksanaan testing dan tracing tes swab Covid-19 tersebut.
Baca Juga: Viral Video Anggota TNI Hajar Warga di Bali, Berawal Kepala Dandim Buleleng Dipukul
"TNI AD menyayangkan kejadian tersebut. Semestinya, penanganan terhadap mereka yang tidak mematuhi aturan bisa diselesaikan dengan cara hukum," kata Tatang melalui keterangan resminya pada Rabu (25/8/2021).
Menurut Tatang, siapa pun yang bersalah atas insiden kericuhan tersebut akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Karena itu, dia menegaskan, proses hukum akan terus berjalan kendati kedua belah pihak telah menyelesaikan permasalahan tersebut melalui jalur kekeluargaan.
"TNI AD sejauh ini akan terus menjalankan proses hukum secara transparan bagi oknum prajurit yang diduga melakukan pelanggaran," kata Tatang.
Baca Juga: Oknum TNI Penganiaya Bocah SD Ditetapkan Sebagai Tersangka
Adapun perkelahian antara anggota TNI dengan warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali sebetulnya sudah berakhir dengan kesepakatan damai.
Perselisihan tersebut berhasil diredam setelah dilakukan mediasi yang difasilitasi oleh Kapolres Buleleng, AKBP Andrian Pramudianto.
"Dalam pertemuan di Balai Desa Sidetapa, dari kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan tidak melanjutkan kesalahan paham ini hingga ke ranah hukum," kata Andrian pada Selasa (24/8/2021).
Dengan begitu, Andrian memastikan, permasalahan tersebut dapat dianggap telah usai dan pihaknya akan memfasilitasi pengobatan para pihak yang mengalami luka.
"Seluruh biaya pengobatan warga yang mengalami luka-luka dalam perkelahian akan ditanggung oleh Polres Buleleng dan kerusakan di ruko warga akan dilakukan perbaikan," ucap Andrian.
Baca Juga: Pemukulan Warga Buleleng oleh TNI, Anggota DPD Bali: Apapun Alasannya, Memukul Sipil Langgar Aturan
Andrian menuturkan warga meminta sosialisasi tentang Covid-19 dapat dilakukan dengan lebih masif dan persuasif untuk ke depannya.
"Agar saat ada swab antigen, tidak dilakukan secara mendadak dan tidak ada upaya paksa," ucap Andrian menyampaikan permintaan warga Desa Sidetapa.
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 1609 Buleleng, Letkol Infantri Muhammad Windra Lisrianto akan mencabut laporan mengenai aksi kekerasan yang dialaminya. Dia mengaku tidak ada masalah dengan proses mediasi maupun penyampaian warga.
"Tidak ada masalah. Kalau kami, demi bangsa dan negara, kami siap lakukan yang terbaik," ujar Windra.
Baca Juga: Jenderal Bintang 2 Lapor Polisi Dianiaya Warga Garut, TNI AU Pastikan Korban Perwira Aktif
Sebagai informasi, dalam mediasi tersebut hadir sebagai perwakilan warga Desa Sidetapa adalah anggota DPRD Provinsi Bali, Wayan Arta dan anggota DPRD Buleleng, Putu Arta.
Bersama keduanya, hadir pula Kepala Desa Sidetapa, Ketua BPD, serta Kelian Desa Adat Sidetapa.
Lalu, dari pihak Kodim 1609 Buleleng, hadir langsung Dandim 1609 Buleleng, Dansubdenpom 9-3 Singaraja, dan Kasrem 163 Wirasatya Kodam Sembilan Udayana.
Insiden perkelahian anggota TNI dengan warga Desa Sidetapa sebeumnya terekam dalam sebuah video yang akhirnya viral di media sosial.
Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, membenarkan adanya video tersebut. Namun, dia menyebutkan, apa yang terjadi dalam video itu adalah bentuk pembelaan anggotanya.
Baca Juga: Ayah Bocah SD yang Dianiaya 2 Oknum TNI Sebut Anaknya Pulang dalam Kondisi Telanjang dan Babak Belur
"Kepala saya dipukul dari arah belakang oleh salah satu warga di sana. Melihat saya selaku komandan Kodim dipukul, anggota saya yang sedang melakukan tugas langsung bereaksi. Akhirnya dipukul lah orang itu," kata Windra saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/8/2021).
Kendati demikian, pernyataan Windra dibantah oleh salah seorang warga berinisial DI (24) yang menjadi korban pemukulan.
Menurut DI, tak ada pemukulan yang dilakukan oleh warga terhadap anggota TNI yang sedang menjalani tugas tracing dan testing di desanya.
"Tidak ada (melawan), saya tidak melawan, saya di bawah, duduk," kata DI saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga: Koarmada I KRI John Lie-358 TNI AL Tangkap Kapal Tangker MT. Strovolos
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Kompas.com