Dari Black Death hingga AIDS, 5 Penyakit Bermula dari Pandemi jadi Endemi, Akankah juga Covid-19?
Kesehatan | 25 Agustus 2021, 04:50 WIBSOLO, KOMPAS.TV- Sudah hampir dua tahun lebih dunia dilanda wabah Covid-19, pun halnya di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari satu setengah tahun lamanya.
Sehingga tak mengherankan, karena masih belum mereda bahkan hilang, Covid-19 pun kini menjadi pandemi.
Namun, dalam sejarahnya, ternyata ada sejumlah penyakit yang awalnya bermula dari pandemi namun kini sudah ditetapkan sebagai endemi.
Akankah Covid-19 juga berlaku hal itu?
Baca Juga: LaporCovid-19: Penyuntikan Booster untuk Non-nakes adalah Keserakahan dan Contoh Buruk
Sebelumnya, melansir Kompas TV, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kemungkinan pandemi Covid-19 akan berubah menjadi endemi pada 2022.
Pandemi dan endemi dibedakan berdasarkan seberapa luar tingkat penyebaran penyakitnya.
Pandemi terjadi ketika peningkatan infeksi mendadak dari suatu penyakit, yang telah menyebar di beberapa negara atau benua, serta menjangkiti banyak orang.
Sementara, endemi adalah kehadiran konstan atau prevalensi suatu penyakit atau infeksi yang biasa terjadi dalam suatu wilayah geografis.
Beberapa pandemi akhirnya bisa tertangani, tetapi tetap bertahan di sebagian wilayah. Inilah mengapa pandemi bisa berubah menjadi penyakit endemik.
Melansir dari berbagai sumber, ini 5 penyakit yang dahulu berawal dari pandemi namun kini menjadi endemi:
Baca Juga: Pengumuman Sri Mulyani soal Vaksin Covid-19 Berbayar saat Anggaran Kesehatan Bertambah Tahun Depan
1.Black Death atau Pes
Tahun 1346-1353, muncul penyakit Black Death atau wabah pes.
Penyakit ini merupakan pandemi yang mengakibatkan kematian sekitar 50 juta orang di seluruh dunia pada abad ke-14.
Sejumlah ilmuwan, wabah itu disebabkan bakteri yang disebut Yersinia pestis. Setidaknya selama 4 tahun wabah pes jadi pandemi.
Dalam perjalanannya seperti melansir laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), 13 Oktober 2017, wabah yang menyebabkan Black Death mudah diobati dengan antibiotik dan tindakan pencegahan standar untuk mencegah infeksi.
Wabah ini disebabkan oleh gigitan kutu yang terinfeksi.
Basil pes, Yersinia pestis, masuk melalui gigitan dan menjalar melalui sistem limfatik ke kelenjar getah bening terdekat untuk mereplikasi dirinya sendiri.
Kelenjar getah bening kemudian meradang, tegang, nyeri, dan disebut 'bubo'.
Itulah mengapa penyakit ini juga disebut "Bubonic".
Pada stadium lanjut infeksi, kelenjar getah bening yang meradang dapat berubah menjadi luka terbuka berisi nanah.
Penularan penyakit pes dari manusia ke manusia jarang terjadi. Wabah pes dapat berkembang dan menyebar ke paru-paru, yang bisa mengakibatkan pneumonia.
Setelah bisa tertangani, Black Death kemudian menjadi epidemi di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.
Baca Juga: Wabah Meluas, China Perintahkan Tes Covid-19 Massal di Wuhan dan Kota-kota Lain
2. Flu Spanyol
Wabah berikutnya Flu Spanyol yang terjadi pada 1918-1920.
Flu Spanyol atau dikenal juga influenza seperti dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), pandemi flu Spanyol ini dimulai pada tahun 1918, segera setelah Perang Dunia 1.
Dalam kurun waktu dua tahun, penyakit ini mengakibatkan lebih dari 50 juta kematian.
Penyebabnya adalah virus H1N1 dengan gen yang berasal dari unggas.
Virus ini pertama kali terdeteksi di AS pada seorang personel militer musim semi tahun 1918.
Pada pertengahan tahun 2009, H1N1 sempat kembali merebak. WHO pun kembali menetapkan penyebaran virus ini sebagai pandemi.
Setelah mereda, pada 10 Agustus 2010, WHO mengumumkan berakhirnya pandemi influenza H1N1.
Baca Juga: Awas Infodemi Saat Wabah | Aiman (5)
3. Flu Asia
Penulis : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV