> >

Cerita Ibu yang Menjanda karena Covid-19, Tidak Mau Divaksin hingga Anak Terpaksa Tak Kuliah

Sosial | 19 Agustus 2021, 19:49 WIB
Ilustrasi petugas relawan pemakaman Covid-19. (Sumber: Kompastv/Ant)

Saat ini, anak pertama Arni sudah bekerja di Mal Artha Gading sedangkan anak keduanya, yang baru lulus SMK, memutuskan tidak lanjut ke perguruan tinggi karena takut putus sekolah. 

"Anak kedua sebenarnya sudah lulus SMK, sudah ambil formulir (daftar kuliah), tapi takut putus di jalan (kuliahnya), kalau ada ayahnya mau berani lanjut kuliah," kata Arni. 

Ia mengatakan, anak keduanya mungkin akan mengikuti jejak kakaknya yakni bekerja. Sementara itu, anak bungsu Arni masih bersekolah di tingkat SD. 

Arni mengaku dirinya juga belum divaksin Covid-19. Alasannya bukan karena tidak ada akses atau fasilitas vaksinasi di sekitar rumahnya, tetapi, karena ia merasa takut divaksin. 

"Ada (fasilitas vaksin covid-19) di dekat rumah, cuma saya takut, saya takut. Tidak berani. Takut sakit saya," jelas Arni. 

Baca Juga: Update Covid-19 Jakarta: Keterisian RS Covid Turun Jadi 24 Persen, ICU 46 Persen

Pada acara pembagian bantuan oleh salah satu partai politik kepada 200 anak yatim yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19 di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. 

Saat ini, setidaknya ada 9,2 juta warga baik warga DKI maupun warga ber-KTP non DKI yang mendapat vaksin. 

"Kami tetap berterimakasih pada semua pihak yang selama ini membantu sehingga Jakarta sudah melampaui dari target 8,8, sudah 9,2 juta lebih bahkan kita meninggikan lagi target menjadi 11 juta," sambung Riza.

Terkait warga ber-KTP Jakarta yang belum vaksin, Riza mengatakan bukan karena takut, namun karena Jakarta dihuni oleh warga yang berasal dari berbagai provinsi. 

"Bukan takut, karena warga (dengan KTP) DKI dan Non DKI kan banyakan warga Non DKI. Mereka kenapa ingin (vaksin) di Jakarta mungkin di Jakarta sosialisasinya baik, kampanyenya lebih baik, tempatnya mungkin baik, kapasitasnya juga tinggi sehingga banyak warga datang ke Jakarta, karena sosialisasinya, kampanyenya di Media, di Medsos di mana-mana mudah cepat gratis lagi," jelas Riza. 

Penulis : Hasya Nindita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU