> >

Membangun Kualitas Sineas Lewat Buku 'Peluang dan Karier Industri Film Indonesia'

Budaya | 19 Agustus 2021, 14:32 WIB
Ilustrasi industri film Indonesia. (Sumber: Instagram/@therealdisastr)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengembangan industri film Tanah Air semakin terlihat meyakinkan dengan diluncurkannya buku berjudul 'Peluang dan Karier Industri Film Indonesia'.

Melalui buku itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) hendak mendorong upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di industri perfilman nasional.

Dalam buku yang disusun bersama sejumlah sineas dalam negeri tersebut pembaca akan dikenalkan dengan 99 profesi yang ada di dunia perfilman.

Lebih jelasnya, buku tersebut memuat pembahasan yang mendalam mengenai pemetaan profesi, peluang karier, hingga kompetensi yang dibutuhkan seorang pelaku industri film.

Baca Juga: 4 Artis Muda Didapuk jadi Duta Festival Film Indonesia 2021, Ada Jefri Nichol dan Tissa Biani

Aktor sekaligus sutradara kawakan, Slamet Rahardjo Djarot menjelaskan bahwa 99 profesi yang ada dalam buku itu terdiri dari 85 bidang kerja pendukung dan 14 departemen di industri film.

Departemen-departemen yang dimaksud di antaranya departemen penulisan skenario, tata artistik, tata kamera, penyutradaraan, pemeranan, dan tata cahaya.

"(Industri) film Indonesia sedang dibangun. Bangunan dasarnya adalah tatanan tentang 99 profesi ini," kata Slamet dalam peluncuran buku tersebut secara daring, Rabu (18/8/2021).

Sebagai pelengkapnya, dalam buku tersebut diterangkan pula tugas masing-masing profesi beserta pendidikan, pelatihan keterampilan, peluang, hingga petunjuk untuk memulai karier.

Sehingga buku yang disusun sejak 2017 itu menjadi sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pekerja industri film, masyarakat, dan pelajar atau mahasiswa perfilman.

Baca Juga: Angin Segar Perfilman Indonesia: ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ Raih Golden Leopard

Sutradara yang ikut menyusun buku tersebut, Gunawan Paggaru pun mengatakan, SDM dari instansi pendidikan saat ini belum tentu sesuai dengan tuntutan industri film.

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya SDM yang ada namun sulit diserap oleh lapangan kerja yang tersedia.

Padahal, sektor pendidikan merupakan salah satu mata rantai penting dalam ekosistem film, selain produksi dan eksibisi.

"Buku ini penting untuk menjadi tolok ukur link and match dunia pendidikan dengan industri. Ini juga sebagai tolak ukur kompetensi SDM di industri film," ujar Gunawan yang menjabat Ketua Persatuan Karyawan Film dan Televisi (KFT).

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU