> >

Hati-hati, Gula Berlebihan Bisa Memperparah Gejala Pasien Covid-19

Kesehatan | 19 Agustus 2021, 10:44 WIB
ILUSTRASI: Gula dalam Makanan (Sumber: Kompastv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Asupan gula berlebihan, dan berlangsung terus menerus bisa menyebabkan berbagai manifestasi masalah kesehatan mulai dari obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, kulit makin menua, gigi berlubang, orang cenderung overeating, penyakit ginjal dan liver.

Selain itu, inflamasi atau peradangan juga bisa terjadi akibat konsumsi gula berlebihan. Dan ini perlu diwaspadai khususnya mereka yang menjalani isolasi mandiri akibat Covid-19.

Saat seseorang mengalami infeksi, maka tubuhnya akan berusaha melawan dengan menghasilkan respon inflamasi atau peradangan.

Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia Cabang Banten, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK mengatakan, konsumsi gula tinggi menyebabkan respon inflamasi yang berlebihan dan ini akan berbanding lurus dengan gejalanya.

Di sisi lain, lingkungan dengan kadar gula tinggi disukai virus dan memudahkannya untuk bertambah banyak atau bereplikasi.

"Jangan sampai yang tadinya gejala ringan tiba-tiba saja dibawa ke rumah sakit karena gejalanya berat," tutur Juwalita dilansir dari ANTARA.

Sebab,  akibat asupan gula berlebihan bisa  melemahkan sistem imun tubuh.

Studi menunjukkan, asupan tinggi gula menyebabkan menurunnya kemampuan fagosit sela imun dalam memusnahkan infeksi. Tak hanya itu, diet tinggi gula juga akan mengacaukan aktivasi sistem imunitas bawaan.

Tak sampai pada kesehatan fisik, kelebihan gula juga bisa berdampak buruk pada kondisi psikologis seseorang.

Juwalita mengatakan, kadar gula darah yang naik dan turun secara cepat akibat konsumsi makanan atau minuman tinggi gula bisa berdampak pada kondisi psikologis seseorang.

Konsumsi gula yang berlebihan memicu ketidakseimbangan bahan kimia otak tertentu, sehingga menyebabkan depresi dan bahkan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko mengembangkan gangguan kesehatan mental pada beberapa orang. 

Kementerian Kesehatan menyatakan batas konsumsi gula per hari hanya 4 sendok makan per hari. Hal tersebut senada dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sejak tahun 2015 merekomendasikan batas asupan gula atau free sugar.

Free sugar yakni gula yang ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman, serta yang secara alami terdapat dalam madu, sirup, fruit juice concentrate.

Baca Juga: Rahasia Awet Muda Wulan Guritno, Tak Konsumsi Gula Sejak Usia 35

Adapun rekomendasi konsumsi gula, baik pada anak atau dewasa yakni maksimal 10 persen dari total energi.

Artinya, kata Juwalita, bila orang dewasa sehat di Indonesia membutuhkan 2000 kalori per hari, maka 10 persen dari jumlah itu, yakni 200 kalori atau setara 50 gram.

Tips aman konsumsi gula

Lalu, bagaimana cara mengonsumsi gula dengan aman dan terhindar dari hal-hal berlebihan?

Kata Juwita dalam sebuah webinar, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan agar konsumsi gula Anda tak berlebihan: 

Pertama, menambahkan gula ke dalam masakan. Karena jumlah gula yang dimasukkan dalam makanan biasanya tidak akan berlebihan.

Kedua, sebaiknya hindari produk-produk yang didalamnya terdapat gula tambahan.

Misalnya, Anda ingin mengkonsumsi susu, maka waspadalah pada produk yang diberi flavored milk atau yogurt karena biasanya mengandung gula yang ditambahkan di luar laktosa.

Bila Anda ingin minuman manis, sebaiknya carilah minuman yang berasal dari gula alami seperti sayur, buah dan susu. "Atau bila ingin cake, jangan sampai ada minuman manis lagi di hari yang sama," tutur Juwalita.

Sebagai alternatif, Anda bisa menjadikan jus buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan mikronutrisi Anda. Tetapi ini tak berarti menggantikan konsumsi kedua makanan ini dalam kondisi segar.

Juwalita mengatakan, khusus untuk buah dan sayur, Anda bisa mengombinasikan keduanya untuk mendapatkan serat, vitamin, antioksidan.

Baca Juga: Efek Buruk Konsumsi Makanan Manis Berlebih dan Tips Menghindarinya

Kendati begitu, Juwalita menyadari bahwa pada kenyataannya, tak semua orang mematuhi rekomendasi batas konsumsi gula di atas. Terutama di masa pandemi yang sudah melanda dunia lebih dari setahun ini.

Juwalita yang menyelesaikan bidang gizi klinik di PPSI Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia itu mengatakan, tren F&B pada tahun 2020-2021 memperlihatkan hampir 7 juta orang Indonesia memesan martabak manis pada tahun 2020.

Tak hanya itu, lanjut dia, setiap 10 detik ada 1 teh susu varian hazelnut yang masuk dalam pesanan.

Bila dihitung, dalam 1 potong martabak manis terkandung gula sekitar 12 gram atau sekitar 1 sendok makan. Sementara teh susu berukuran 500 ml bisa mengandung 102,5 gram gula.

"Kebayang kalau 50 gram sudah batas atas (gula) yang diperbolehkan nah ini dua kalinya. Orang akan jadi cenderung kelebihan gula. Dalam 1 gelas teh susu 500 ml gulanya bisa sampai 8 sendok makan," terangnya.

Baca Juga: Perbanyak Konsumi, 5 Makanan Ini Disebut Baik untuk Kesehatan Ginjal

Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Ant


TERBARU