Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Sapaan "Bung" dan Teladan Haji Agus Salim
Sosok | 16 Agustus 2021, 05:00 WIBMeski lebih tua usia, namun dalam soal sapaan tidak ada beda, antara buat pejabat menteri hingga perdana menteri. "Semua orang dia panggil nama saja, baik yang sama-sama menteri, maupun Bung Karno. Tetapi suasana terasa akrab..." jelas Trimurti.
Wajar Agus salim memanggil nama, sebab para petinggi kala itu pernah menjadi anak didiknya di zaman penjajahan kolonial. Dan Agus Salim adalah guru mereka. Mohammad Roem, tokoh dalam perjanjian "Roem-Roiyen", mengenang ketika tahun 1925, Agus Salim sering didatangi para pemuda untuk saling berdiskusi. Rumahnya di Tanah Tinggi, Senen, hanyalah rumah kontrakan yang sempit.
Jalan menuju ke sana berlumpur bila hujan. "Rumahnya rumah kampung dengan meja kursi sangat sederhana," kata Roem.
Hampir semua yang pernah bertemu mengakui kehebatan Agus Salim dalam banyak hal, mulai dari agama, politik hingga bahasa. Agus Salim menguasai setidaknya delapan bahasa Asing. Tidak heran bila siapapun merasa tertarik berdiskusi dengan lelaki yang disebut salah satu tokoh paling melarat ini.
"Kami sangat asyik mendengarkan Haji Agus Salim bercakap-cakap. Bahasanya bagus dan cara ia menerangkan segala sesuatu sangat menarik," kenang Roem yang pernah menjabat Wakil Perdana Menteri ini.
Haji Agus Salim, sang diplomat ulung yang dimiliki Indonesia itu, telah mengajarkan arti kesetaraan dan persamaan dengan tindakan. Bukan basa-basi.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV