> >

Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Ketika Cornel Simanjuntak Tertembak Pantatnya

Peristiwa | 13 Agustus 2021, 05:00 WIB
Komponis dan pahlawan kemerdekaan Cornel Simanjuntak (Sumber: istimewa)

Kondisi tubuh makin lemah karena dia juga menderita TBC hingga dirawat di santorium di Pakem, Yogyakarta.

Takdir  pun memanggilnya. Dia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada 15 September 1946 di Yogyakarta.  

Masuknya Cornel ke medan tempur karena panggilan revolusioner dalam jiwanya. Seniman Asrul Sani, yang sangat akrab dengan Cornel, pernah bertemu dengan dirinya pada masa revolusi itu.

Saat itu, Cornel berucap kepada Asrul Sani: “Kalau Saudara hendak mencari saya, jangan cari di rumah. Saya ada di markas API, Menteng 31. Buat sementara waktu saya meninggalkan musik. Saya sekarang merasa bebas sebebas-bebasnya dan dengan kebebasan yang saya perdapat ini saya tentu akan dapat menghalang jiwa saya. Saya tidak ingin perasaan kebebasan itu hilang. Kalau kemerdekaan kita diambil orang, ia pun akan turut hilang. Sekarang ada pertempuran untuk kebebasan ini. Saya tersangkut dalamnya,” kata Cornel yang pernah menjadi guru ini.

Meski sakit, Cornel memang banyak menulis lagu. Selain "Maju Tak Gentar" dia juga menggubah "Tanah Tumpah Darahku", "Pada Pahlawan," dan "Mekar Melati". 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU