> >

Pengamat: Di tengah Pandemi Covid-19, Partai Pasarkan Merk Bukan Politikus di Baliho

Politik | 11 Agustus 2021, 12:12 WIB
Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani (Sumber: Kompastv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pakar komunikasi politik menilai promosi yang dilakukan politisi dengan menebar baliho berwajah pimpinan partai tidak tepat. Seharusnya para politisi menyadari situasi komunikasi politik saat ini masih dibatasi oleh situasi yang bersifat paternalistik.

Demikian Parkar Komunikasi Politik Lely Arriane mengatakan kepada Kompas.TV, Rabu (11/8/2021).

“Model pemasaran atau komunikasi politik seperti ini salah, seharusnya partai memilih posisi dominan jadi yang dipilih adalah loyalitas serta merk partai, bukan merk politisi,” kata Lely.

“Karena di situasi pandemi dengan biaya baliho yang miliaran katakanlah, karena tentu miliaran, kan disebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, harusnya partai memilih isu-isu yang sensitif pandemi.”

Misalnya, sambung Lely, partai politik memberikan bantuan kepada rakyat Indonesia yang terdampak pandemi dengan gambar wajah.

Baca Juga: Sindir Elite Parpol Pasang Baliho, PPP Sebut Lebih Baik Fokus Covid-19 daripada Pilpres 2024

“Itu lebih ada faedahnya ketimbang mudharatnya, ketimbang baliho yang kita sudah kenal,” ujarnya.

Tidak hanya Lely Arriane yang menilai langkah partai politik mengeluarkan baliho berwajah pimpinan partainya tidak tepat. Pengamat politik Ray Rangkuti juga menilai parpol yang memasang elit parpolnya dibaliho tidak memiliki simpati terlebih empati terhadap situasi pandemi Covid-19.

“Apa yang dilakukan parpol dengan menyebar baliho pimpinan partainya benar-benar jauh dari simpati apalagi empati. Jika seperti ini, bagaimana bisa merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat di tengah pandemi,” kata Ray Rangkuti.

“Rakyat sedang mengalami kesusahan, tapi parpol justru keluarkan uang miliar rupiah untuk pimpinan parpolnya tersenyum di baliho saat situasi pandemi. Apakah parpol ingin menunjukkan ini pemimpin di awan-awan yang melakukan jarak dengan rakyat?”

Bagi Ray Rangkuti, perang baliho di sejumlah daerah yang dilakukan partai politik mencerminkan tidak percaya dengan calon yang akan diusungnya di Pilpres 2024. Memang, kata Ray, jika mengacu pada sejumlah hasil survei wajah-wajah yang eksis di baliho angka elektabilitas dan popularitasnya masih satu digit.

Baca Juga: Di Tengah Perang Baliho, Elektabilitas AHY Unggul dari Puan Maharani dan Airlangga Hartarto

“Capres-capres baliho ini umumnya elit-elit partai yang berada di lingkaran kekuasaan dan mereka yang tidak menonjol dengan prestasi di jabatannya,” katanya

“Selain itu, popularitas dan elektabilitasnya juga tidak seperti capres-capres berbasis kinerja yang sudah dua digit menurut survei. Mereka yang ada di baliho itu, popularitasnya masih di bawah 10 persen."

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU