Anggota DPR Ini Soroti 34 TKA China Masuk Indonesia Selama PPKM, Pemerintah Berdalih Pengecualian
Peristiwa | 10 Agustus 2021, 22:24 WIBBaca Juga: 34 TKA China Masuk Indonesia, Pimpinan Komisi III: Menkumham Jangan Buat Aturan yang Mencla-Mencle
Tak hanya 34 TKA yang terlanjur masuk ke Tanah Air itu, Kemnaker juga mengakui telah mengeluarkan 10 ribu izin kerja bagi TKA hinggi Juli 2021 kemarin.
Angka itu juga berpotensi masuk ke Indonesia. Meskipun tidak serta-merta. Sevab, kata Haryanto, 10 ribu izin tersebut terbagi atas perpanjangan dan izin bagi yang sudah ada di Indonesia sebelum pemberlakuan Permenkumham Nomor 27.
"Meskipun sebelumnya ada 10.000 yang sudah ditandatangani, tapi itu kemudian tidak serta merta bisa masuk," jelas Haryanto.
Pintu Masuk Diminta Tutup
Melihat celah-celah masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia, Kurniasih Mufidayanti, Anggota DPR Fraksi PKS, minta agar pintu masuk ditutup saja untuk sementara.
Ia mengaku, setiap melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah soal masuknya TKA ke Indonesia di tengah tingginya pandemi, alasannya selalu sama. Pemerintah selalu memakai dalih pengecualian.
"Masyarakat Indonesia sendiri menahan diri untuk mengurangi mobilitas. Tetapi malah dari pintu bandara dan juga pintu-pintu luar negeri yang lainnya masuk," ungkap Kurniasih dalam program sama.
Untuk diketahui, kedatangan 34 TKA asal China pada 7 Agustus 2021 lalu menjadi sorotan publik.
Pasalnya, kedatangan TKA tersebut berlangsung saat pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKN) Level 4.
Sebelumnya, pada awal Juli 2021, sebanyak 23 TKA yang juga dari China tiba di Makassar, Sulawesi Selatan.
Menurut data KOMPAS TV, terhitung sejak 3 Juli 2021, setidaknya ada 54 TKA yang masuk ke Indonesia dan menjadi pembahasan banyak pihak.
Ditarik lebih ke belakang, sejak Januari hingga Agustus 2021 setidaknya sudah ada lebih dari 8.000 orang TKA asal China yang masuk ke Indonesia.
Baca Juga: 34 TKA China Masuk Indonesia Lewat Bandara Soekarno-Hatta di Saat PPKM Level 4, Ini Kata Imigrasi
Penulis : Hedi Basri Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV