Ketua DPR Puan Maharani: Negara Harus Hadir untuk Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19
Berita utama | 4 Agustus 2021, 11:29 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani meminta pemerintah mendata mendata anak-anak yang kehilangan orang tua (yatim/piatu) akibat dampak pandemi COVID-19. Hal tersebut diperlukan untuk bisa memberikan perlindungan dan bantuan bagi anak yatim/piatu tersebut.
“Hingga saat ini, saya belum melihat adanya data khusus terkait anak-anak Indonesia yang kehilangan orang tua mereka karena COVID-19,” kata Puan Maharani seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/8/2021).
“Kita perlu data tersebut sebagai langkah untuk memberi perlindungan."
Bagi Puan, mendata anak anak-anak yang kehilangan orang tua (yatim/piatu) akibat dampak pandemi COVID-19 perlu dilakukan untuk memastikan negara hadir memberikan perlindungan yang tepat. Mulai dari santunan sampai pengasuhan, tergantung kondisi sosial masing-masing anak.
Baca Juga: Satgas Tegaskan Kabar Vaksin Covid-19 Picu Kematian dan Mutasi Baru Adalah Hoax
Negara harus bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak Indonesia yang menjadi korban bencana kesehatan ini,” ujarnya.
Untuk jangka pendek, Puan berharap anak-anak yatim dan/atau piatu akibat COVID-19 mendapatkan pendampingan untuk pemulihan dampak psikologis akibat kehilangan orang tua mereka.
Sehingga, anaka-anak tersebut masih memiliki semangat hidup dan semangat belajar anak-anak kembali lagi.
“Serapan anggaran pemerintah untuk penanganan COVID-19 harus digunakan untuk program-program perlindungan untuk anak yatim dan/atau piatu akibat pandemi,” ujarnya.
“Program perlindungan itu bisa dalam bentuk santunan, beasiswa atau bantuan belajar.”
Baca Juga: Hasil Survei Indostrategic: Pendukung PDIP dan Golkar Setuju Wacana Jokowi 3 Periode
Berkenaan dengan anak-anak yang kehilangan orang tua (yatim/piatu) akibat dampak pandemi COVID-19. Puan Maharni sempat memberikan bantuan untuk Alviano Dafa Raharja (8), anak yang kehilangan kedua orang tuanya akibat COVID-19.
Kisah Vino sempat viral, pasalnya anak berusia 8 tahun itu harus menjalani isolasi mandiri sendirian di dalam rumahnya di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Saat ini, Vino dibawa pulang kakeknya ke kampung halaman orang tuanya di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Santunan dan bantuan pendidikan dari Puan untuk Vino dan Rahmad Dian Agasta serta Heenglay Onglay (Lim), dua anak Kabupaten Sragen yang bernasib sama diserahkan melalui Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka dan disaksikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV