> >

Ahli Sebut Anak Lebih Rentan Alami Dehidrasi, Berikut Penyebab dan Cara Mencegahnya

Kesehatan | 29 Juli 2021, 12:31 WIB
Ilustrasi. Anak Kekurangan Cairan. (Sumber: Kompastv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dehidrasi didefinisikan sebagai kondisi kehilangan air di dalam tubuh. Jika berkepanjangan, kondisi ini berbahaya bagi tubuh sebab behubungan dengan sirkulasi peredaran darah.

Dehidrasi bisa terjadai kepada siapa saja, termasuk kepada anak-anak.

Bahkan, dokter spesialis anak, dr. Himawan Aulia Rahman, Sp.A, mengatakan dehidrasi bisa berbahaya bagi anak karena volume air atau darah untuk sirkulasi peredaran darah ikut berkurang.

Sebab, kata Himawan, karena anak-anak memiliki volume cairan lebih besar pada tubuhnya dibandingkan orang dewasa sehingga lebih rentan dengan kondisi perubahan cairan di dalam tubuh.

“Pada bayi, sekitar 70 persen dari berat tubuhnya mengandung air. Sementara pada dewasa hanya 60 persen,” kata Himawan dilansir dari ANTARA, Kamis (29/7/2021).

Kondisi tersebut turut memicu pasokan makanan dan oksigen pada sel-sel berkurang sehingga bisa menyebabkan komplikasi.

Baca Juga: Ahli Gizi: Anak 5-12 Tahun Wajib Gerak Aktif agar Happy dan Imunitas Tinggi

Selain proporsi cairan, anak rentan dehidrasi karena metabolisme pada tubuhnya masih dalam proses pertumbuhan. Faktor rasio perbandingan luas permukaan kulit terhadap berat badan pada anak yang relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa juga turut mempengaruhi tingkat kerentanan dehidrasi pada anak.

Di samping itu, penyakit diare juga merupakan pemicu dehidrasi paling umum pada anak, kata Himawan. Dan anak lebih rentan terkena infeksi penyakit macam itu karena kekebalan tubuhnya belum matang.

Kehilangan cairan pada tubuh juga bisa terjadi pada saat anak mengalami demam, asupan cairan yang tidak cukup, cuaca panas atau terik, serta aktivitas berat yang dilakukan anak.

“Penyebab dehidrasi pada anak itu bermacam-macam, namun umumnya bisa diakibatkan kehilangan cairan dari saluran pencernaan anak, yaitu lewat diare dan muntah,” jelas dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu.

Sebagai bentuk kewaspadaan dini, Himawan memberitahukan bahwa diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada anak di bawah usia 5 tahun. Situasi tersebut terjadi di seluruh dunia setelah infeksi paru-paru atau pneumonia.

Menurut Himawan, sebagian besar diare diakibatkan infeksi virus. "Untuk mencegah dehidrasi berarti kita harus mencegah diare pada anak," katanya.

"Sudah ada imunisasi untuk mencegah diare, biasanya dilakukan sebelum usia 24 minggu atau 32 minggu,” pungkasnya.

Baca Juga: KPI dan KPPPA Teken Lima Rencana Aksi Siaran Ramah Anak dan Perempuan, Ini Poin-poinnya

Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Ant


TERBARU