> >

Satgas Covid-19 Sebut Virus Corona pada Jenazah akan Mati dalam Waktu 2 Kali 24 Jam

Kesehatan | 27 Juli 2021, 18:50 WIB
Pekerja dari Rumah Sakit dengan pakaian pelindung menurunkan peti jenazah korban Covid-19 di pemakaman Cipenjo, Kabupaten Bogor, sementara sukarelawan penggali makam terlihat menjaga jarak aman. (Sumber: AP Photo/Achmad Ibrahim)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Angka kematian akibat virus Covid-19 di Indonesia dalam sepekan terakhir terus berada pada angka seribu lebih kasus.

Angka tersebut terbilang tinggi, sebab di beberapa daerah mulai dari petugas pemulasaraan hingga pemakaman tidak sedikit yang merasa kewalahan karena harus bertugas hingga pagi untuk merawat dan menguburkan jenazah.

Kendati demikian, tugas dalam proses pemulasaraan hingga pemakaman pasien Covid-19 yang meninggal dunia harus mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/4834/2021 tentang Protokol Penatalaksanaan Pemulasaraan dan Pemakaman Jenazah Covid-19.

Oleh karenanya, para pihak yang bertugas mengurus dan memakamkan jenazah pasien Covid-19 wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah terjadinya penularan.

Baca Juga: Malaysia Tak Akan Perpanjang Status Keadaan Darurat Setelah Berakhir Pada 1 Agustus

Virus Covid-19 merupakan jenis penyakit yang menular, bahkan dengan ditemukannya varian Delta di Indonesia artinya penularan itu akan semakin cepat.

Kemudian masih banyak yang bertanya dan khawatir, apakah virus Covid-19 pada jenazah otomatis mati?

Menurut Ketua Sub Bidang Tracing Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Dokter Kusmedi Priharto menyebut, virus pada pasien Covid-19 yang meninggal dunia baru bisa mati dalam waktu 2 kali 24 jam.

Oleh sebab itu, menurut Dokter Kusnadi, para petugas yang melaksanakan pemulasaraan dan pemakaman diwajibkan untuk mengenakan APD dan menerapkan protokol kesehatan.

"Kita bisa menggunakan protokol, pasien Covid-19 kalo sudah jadi mayat, virus baru (dikatakan) mati pada waktu 2 kali 24 jam. Oleh karenanya, pemulasaraan harus menggunakan APD," kata Dokter Kusnadi Prihato dalam keterangan resminya di sebuah acara penyuluhan virtual, Selasa (27/7/2021).

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU