Untuk Para Tiktokers, KPCPEN Gaet Anak Muda Melawan Pandemi Melalui Kompetisi Tiktok
Peristiwa | 24 Juli 2021, 21:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bersama Kemendikbud dan Kominfo menyelenggarakan Kompetisi Tiktok #CeritaSalingBantu.
Kompetisi ini digelar dalam upaya mengomunikasikan risiko pandemi terhadap kalangan muda, sekaligus menangkal hoaks. Keberadaan hoaks tidak hanya memperlambat pemulihan ekonomi, juga dapat menggagalkan penanganan Covid-19 secara keseluruhan.
Pada kompetisi, pengguna Tiktok diminta mengunggah video tentang peran generasi muda dalam penanganan pandemi.
Kompetisi Tiktok #CeritaSalingBantu dibuka pada 25 Juli sampai 5 Agustus, dengan proses seleksi pada 6-8 Agustus 2021. Pengumuman pemenang akan diadakan di Simposium Merdeka Belajar.
Baca Juga: TikTok Digugat Bayar Denda Rp12,8 M karena Tak Sediakan Pernyataan Privasi dalam Bahasa Belanda
Project Officer Tim Edukasi dan Informasi RECON Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Danar Arif Ramadhan mengatakan perlu kontribusi anak muda untuk ikut penanganan Covid-19 dengan cara mengedukasi masyarakat dengan konten di Tiktok.
"Kampanye dan Kompetisi Tiktok Challenge dengan pesan utama Anak muda belajar ambil peran di masa pandemi Covid-19. Judul kompetisi #CeritaSalingBantu," kata Danar dilansir dari laman Satgas Penanganan Covid-19, Sabtu (24/7/2021).
Pada kesempatan sama, Tenaga Ahli Menkominfo, Donny BU menyebut pandemi Covid-19 merupakan kejadian yang luar biasa. Juga harus disikapi secara luar biasa, salah satunya dengan kolaborasi. Semangat kolaborasi dan gotong royong telah ada sejak bangsa ini berdiri.
"Dulu perjuangan bangsa ini menggunakan bambu runcing, saat ini bambu runcing itu berupa gadget untuk melakukan perjuangan bersama untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik dan melawan musuh bersama yaitu pandemi COVID-19 dan mengatasi hoaks atau disinformasi," ujar Donny saat peluncuran kompetisi Tiktok #CeritaSalingBantu, Sabtu (24/7/2021).
Dia menambahkan, hoaks jangan dianggap remeh karena bisa menggagalkan program penanganan Covid-19, menggagalkan vaksinasi, menggagalkan protokol kesehatan, dan ekonomi tidak pulih.
Donny bersyukur mendapatkan dukungan penuh dari Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan untuk membantu melakukan komunikasi digital memberi edukasi kepada masyarakat.
Kata Donny, saat ini Indonesia memiliki 202 juta pengguna internet atau sekitar 70 persen warga negara Indonesia. Itu sama dengan target herd immunity yang ingin dicapai dalam vaksinasi.
Jika jumlah tersebut diperjuangkan agar taat prokes, mau divaksin ketika vaksin siap, dan melawan hoaks.
"Salah satunya dengan kampanye menarik menggunakan tiktok atau media sosial lagi, mudah mudahan Indonesia bisa bangkit dan pulih," pungkasnya.
Baca Juga: Satgas Covid-19 IDI Minta Masyarakat Tidak Gelar Unjuk Rasa yang Memicu Kerumunan dan Klaster Baru
Penulis : Hedi Basri Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV