Agar Anak Sehat Mental Saat Pandemi, Psikolog: Orang Tua Perlu Dengarkan Perasaan Anak tanpa Menyela
Gaya hidup | 24 Juli 2021, 06:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyatakan agar anak sehat mental saat pandemi Covid-19, orang tua perlu mendengarkan perasaan anak tanpa menyela.
Secara tidak langsung, melalui perhatian itu menurut Vera anak akan merasa bahagia, sehingga anak bisa sehat mental yang kemudian berdampingan dengan sehat fisik.
"Tanyakan ada apa, dengarkan tanpa menyela, terima perasaan anak, pahami, dan tunjukkan empati lalu cari solusi bersama anak," kata Vera Itabiliana Hadiwidjojo dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI), Jumat (23/7/2021).
Baca Juga: Sambut Hari Anak Nasional, Bobo Creative Week 2.0 Ajak Anak & Orang Tua Belajar dengan Menyenangkan
Menurut Vera kesehatan mental tidak kalah penting dari kesehatan fisik. Oleh karena itu, pendampingan orang tua terkait gejolak emosi yang muncul dengan menjadwalkam aktivitas sehari-hari yang baik akan membuat anak merasa aman.
Selain itu juga, Vera menilai bahwa keterbukaan antara anak dan orang tua juga tidak kalah penting. Sebab, dengan begitu anak akan merasa suasana hatinya terjaga.
Duduk bersama dengan anak adalah cara yang baik, sementara kebiasaan orang tua salah satunya dengan membanding-bandingkan merupakan cara yang justru dapat mengganggu kebahagiaan anak.
Baca Juga: 4 Tips Ala Dokter Reisa Agar Anak Betah di Rumah Selama Pandemi Covid-19
Vera menambahkan, perilaku orang tua saat di rumah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan anak.
Oleh karena itu, orang tua perlu lebih berhati-hati dan menjaga sikap maupun tutur kata saat di rumah, terutama di depan anak. Terutama yang harus diperhatikan adalah orang tua tidak boleh melampiaskan emosi pribadi kepada anak.
Pandemi yang berakhir, bahkan lonjakan kasus positif Covid-19 pada anak yang meningkat sejak bulan Juni 2021. Peran orang tua juga penting dalam mengedukasi anak agar tetap patuh protokol kesehatan.
Jika hanya dengan omongan anak tidak mendengar, maka perlu cara lain untuk mengedukasi. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan menyajikan buku cerita anak ataupun video animasi.
Baca Juga: Pengamat: Pembelian 6 Jet Tempur T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan Masih Wajar
Perlu diketahui, berdasar pada data satgas penanganan Covid-19 pada 16 Juli 2021 lalu tercatat ada 12,8% atau sekitar 351.336 kasus positif covid-19 terjadi pada usia anak usia 0 – 18 tahun. Sementara itu sebanyak 777 orang dinyatakan meninggal karena Covid-19.
Ada 5 provinsi dengan jumlah kasus anak positif Covid-19 tertinggi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara