Jelang Pelonggaran PPKM, Pemerintah akan Genjot Testing dan Tracing di Wilayah Aglomerasi
Peristiwa | 21 Juli 2021, 23:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah akan menggenjot testing dan tracing di kawasan pemukiman padat penduduk dan wilayah aglomerasi menjelang pelaonggaran PPKM Level 4.
Upaya ini dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19 varian Delta.
"Pemerintah dalam waktu dekat, atas perintah Presiden, akan melakukan peningkatan testing, tracing dan meningkatkan pusat-pusat isolasi utamanya di daerah padat penduduk," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers secara virtual pada Rabu (21/7/2021) malam.
"Nanti kami akan finalkan bagaimana kita langsung testing dan tracing di perumahan padat penduduk di wilayah aglomerasi."
Baca Juga: Luhut Beberkan Alasan Jokowi Perpanjang PPKM Level 3-4 Hingga 25 Juli 2021
Dalam paparannya, Luhut menyebut sejumlah wilayah aglomerasi yang akan ditingkatkan testing dan tracingnya, yaitu Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, Semarang, Malang Raya, hingga Solo Raya.
Menurutnya, dari hasil tersebut masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 akan langsung dibawa ke tempat isolasi.
Adapun wilayah-wilayah tersebut dipilih lantaran obat, dokter, dan perawatannya tersedia lengkap. Dengan begitu, dapat memperkecil adanya kemungkinan terburuk.
Luhut yang juga menjabat sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini juga menuturkan peningkatan testing dan tracing akan mulai dilakukan dalam satu hingga dua hari ke depan secara masif.
Baca Juga: Begini Cara Pemerintah Tentukan Level 1 sampai 4 PPKM Jawa Bali
"Kita harap bisa mulai dalam satu, dua hari ini dan akan kami lakukan secara masif, sehingga waktu nanti pelonggaran tanggal 26 Juli berjalan baik," tuturnya.
Selain itu, Luhut juga menekankan untuk tetap menggiatkan vaksinasi Covid-19. Pasalnya, berdasarkan data pasien meninggal yang sudah menerima vaksin jumlahnya menurun di DKI Jakarta.
"Seperti di DKI, kita lihat yang meninggal dan sudah divaksin itu angkanya sangat rendah. Dari 5,1 juta, itu hanya 54 orang yang meninggal," ucap Luhut.
"Jadi ini angkanya hanya 0,21 persen dan itu rata-rata komorbid. Jadi saya berharap kita semua menyadari masalah vaksin ini satu hal yang penting."
Baca Juga: Pemerintah akan Beri Bantuan Subsidi Upah untuk Pekerja Senilai Rp1 Juta
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV