> >

Hati-Hati! Bisa Berdampak Fatal, Kenali Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19

Kesehatan | 17 Juli 2021, 16:32 WIB
Ilustrasi Happy hypoxia sebagai gejala yang kerap ditemukan di sejumlah pasien COVID-19. (Sumber: SHUTTERSTOCK/Tashatuvango)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Happy Hypoxia adalah gejala yang ditemukan pada pasien Covid-19 dan dapat berdampak berbahaya.

Walau punya istilah yang terkesan bahagia, namun kondisi happy hypoxia harus diwaspadai karena bisa berakibat fatal pada penderitanya.

Melalui keterangan Satgas Penanganan Covid-19, happy hypoxia dijelaskan sebagai kondisi berkurangnya saturasi oksigen di dalam darah.

Dalam happy hypoxia tubuh pasien tidak menunjukkan gejala klinis, seperti sesak.

Kendati begitu, pada tubuh yang mengalami happy hypoxia bisa terjadi kerusakan pada saraf yang mengantarkan sensor ke otak, tapi otak tak dapat merespon sesak.

Sehingga, pasien merasa tidak ada gejala atau terlihat sesak.

Baca Juga: Dokter: Happy Hypoxia Hanya Dialami Pasien Covid-19, Jangan Tunggu Sesak

Adapun gejala happy hypoxia yakni:

1. Ketika gejala Covid-19 bertambah, terutama dalam bentuk batuk yang bertambah/menetap.

2. Adanya keluhan semakin lemas/kesadaran menurun.

3. Saturasi oksigen di bawah normal (<95%).

4. Atau bisa juga muncul gejala warna bibir atau ujung jari mulai kebiruan.

Bahayanya Apa?

Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa happy hypoxia adalah gejala Covid-19 yang berbahaya dan bisa berakibat fatal.

Sebab, hypoxia adalah berkurangnnya oksigen di dalam darah.

Sementara, happy hypoxia terjadi pada pasien Covid-19 dengan tanpa adanya gejala klinis.

Ia juga dikenal dengan silent hypoxia atau apathic hypoxia.

Baca Juga: Ancaman “Happy Hypoxia” Bagi Pasien Covid-19

Cara Menangani Happy Hypoxia

Pada happy hypoxia, pasien Covid-19 mengalami kekurangan oksigen tanpa mengalami gejala apapun.

Bahkan, ia bisa merasa sehat-sehat saja. Padahal saat itu, di dalam tubuhnya terdapat virus Corona yang tentunya harus dilawan.

Kala menemukan gejala tersebut, berikut cara penanganannya:

Pertama, pemberian oksigen.

Kondisi hypoxia, baik yang menunjukkan gejala maupun tidak, perlu segera ditangani oleh dokter.

Langkah penanganan umumnya bertujuan untuk mengembalikan kadar oksigen di dalam tubuh dan mengatasi penyebab terjadinya hypoxia.

Untuk hypoxia yang bersifat ringan dan membuat penderitanya masih dapat bernapas, penanganan dilakukan dengan pemberian oksigen melalui masker atau selang oksigen.

Bila penderita hypoxia tidak dapat bernapas atau kesadarannya mulai menurun, dokter mungkin akan memberikan bantuan pernapasan melalui mesin ventilator.

Kedua, meningkatkan daya tahan tubuh

Sebenarnya, tubuh memiliki sistem imun yang mampu melawan virus dan bakteri penyebab penyakit.

Namun, ada beberapa hal yang membuat sistem imun melemah, seperti malnutrisi atau penyakit tertentu.

Dari itu, penting untuk selalu menjaga daya tahan tubuh, misalnya dengan mengonsumsi makanan bernutrisi.

Salah satu makanan bernutrisi yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti jambu biji.

Vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga lebih kuat melawan infeksi, termasuk infeksi virus Corona.

Baca Juga: Soal Gejala Corona "Happy Hypoxia", Dokter Paru: Untuk Deteksi Oksigen Harus oleh Ahli!

Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU