Luhut: Virus Corona Varian Delta Tidak Bisa Dikendalikan
Update corona | 15 Juli 2021, 21:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengakui virus corona varian delta sulit dikendalikan.
Demikian disampaikan Luhut dalam konferensi pers secara virtual melalui YouTube resmi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI pada Kamis (15/7/2021).
"Saya mohon supaya kita paham, varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," kata Luhut pada Kamis.
Baca Juga: Ungkap Bantuan Asing ke Indonesia, Luhut: Semua Barang Tidak Ada Sumbangan Uang
Luhut menjelaskan, varian delta sudah mendominasi Pulau Jawa. Varian ini, kata dia, penularannya lebih dahsyat dibandingkan sebelumnya, yakni varian Alpha.
Varian delta, menurut Luhut, bukan hanya menyerang Indonesia. Tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Bahkan juga negara-negara Eropa seperti Inggris, Belanda, dan Rusia. Termasuk juga di Amerika Serikat.
"Tidak hanya Indonesia saja yang kena, itu Inggris kena, Belanda kena. Perdana Menteri Belanda minta maaf karena dia menyetujuinya lepas masker pada beberapa waktu yang lalu, dan sekarang naik eksponensial," ucap Luhut.
Baca Juga: Menko Luhut: PPKM Darurat Turunkan Mobilitas Warga
"Malaysia juga, Rusia, Indonesia, Thailand dan seterusnya. Amerika sendiri sekarang juga terjadi kenaikan luar biasa."
Luhut menuturkan, tingkat penularan varian Delta jauh lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya. Menurut sebuah studi yang dibaca Luhut, varian Delta 6 kali lebih menular dari varian Alpha.
"Varian Delta ini, menurut yang saya baca, itu lebih hampir atau sekitar 6 kali lebih cepat dari varian alpha," ucap Luhut.
"Ini dari studi yang saya tahu 5 kali atau 6 kali (lebih menular), tergantung siapa yang meneliti, tapi yang jelas jauh lebih dahsyat dari varian Alpha."
Baca Juga: Bicara Soal Pemulihan Ekonomi, Luhut: Kalau Bengkok Terus Ya Patah
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, saat ini pemerintah sudah bergerak melakukan segala upaya untuk menurunkan laju penularan Covid-19.
"Jadi jangan ada yang beranggapan bahwa kami tidak bergerak, kami sangat bergerak," ucap Luhut.
Dilansir dari Kompas.com, data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI pada 11 Juli 2021 menunjukkan, ada 615 kasus varian Delta di Indonesia. Jumlah tersebut tersebar di 13 provinsi.
Varian Delta paling banyak ditemukan di DKI Jakarta dengan jumlah 264 kasus, disusul Jawa Barat 183 kasus, Jawa Tengah 92 kasus, Jawa timur dan Nusa Tenggara Barat sama-sama 13 kasus.
Kemudian, Sulawesi Selatan 11 kasus, Banten 7 kasus, Kalimantan Timur 4 kasus, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Kalimantan Tengah sama-sama 3 kasus, Sumatera Utara 2 kasus, dan Gorontalo 2 kasus.
Baca Juga: Luhut Usul Jam Kerja Buruh Jadi 15 Hari dalam Sebulan, Begini Mekanismenya
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV