Plus Minus Vaksin Moderna: Efikasi hingga 94,1 Persen dan Mampu Lawan Varian Baru Covid-19
Kesehatan | 12 Juli 2021, 19:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Vaksin Moderna yang berasal dari Amerika Serikat (AS) kini telah hadir di Indonesia dengan jumlah sebanyak tiga juta dosis.
Rencananya, selain untuk masyarakat umum, vaksin tersebut secara khusus juga akan digunakan sebagai booster atau suntikan ketiga bagi para tenaga kesehatan Indonesia.
“Tenaga kesehatan mengalami tekanan yang luar biasa, terutama di gelombang kedua pandemi ini, sehingga kami ingin memastikan mereka terlindungi secara maksimal,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rilis resminya, Minggu (11/7/2021).
Namun, sebelum itu mari cari tahu terlebih dahulu seperti apa vaksin produksi Moderna Incorporation tersebut, juga apa saja kelebihan dan kekurangannya.
Baca Juga: Dubes AS untuk Indonesia Turut Bahagia Atas Kedatangan Tiga Juta Dosis Vaksin Moderna
Efikasi dan keluhan
Menurut hasil uji klinis fase ketiga pada 21 November 2020, vaksin Moderna memiliki efikasi mencapai 94,1 persen untuk kelompok usia 18 hingga 65 tahun.
Sedangkan, ketika diberikan kepada kelompok usia 65 tahun ke atas, efikasi vaksin Moderna turun menjadi 86,4 persen.
Hasil tersebut diperoleh setelah dilakukannya pengamatan sejak hari ke-14 pasca penyuntikan dosis kedua.
Selain itu, uji klinis fase ketiga juga menunjukkan vaksin Moderna aman bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta, seperti penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit lever hati, hingga HIV.
Meski begitu, ada sejumlah efek samping ringan yang ditimbulkan dari penyuntikan vaksin Moderna, antara lain yakni nyeri, kelelahan, nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, nyeri sendi dan pusing.
Adapun keluhan-keluhan tersebut pada umumnya mulai terasa setelah pemberian dosis kedua vaksin.
Baca Juga: 3 Juta Vaksin Covid-19 Moderna Tiba, 1,5 Juta Nakes Indonesia Jalani Vaksinasi Penguat Pekan Depan
Ampuh Melawan varian baru
Melansir Global News, sebuah penelitian menyebutkan bahwa vaksin Moderna dapat menghasilkan antibodi penawar terhadap varian Covid-19, Delta.
Penelitian tersebut dilakukan pada serum darah dari delapan peserta yang didapat sepekan setelah menerima dosis kedua vaksin, pada uji coba tahap awal.
Hasilnya, vaksinasi menghasilkan antibodi terhadap semua varian, termasuk versi tambahan dari varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Tak hanya itu, vaksin Moderna juga berhasil membentuk antibodi terhadap tiga varian garis keturunan virus corona yang diidentifikasi di India, termasuk varian Kappa dan Delta.
Lebih lanjut, analisis dalam penelitian itu menunjukkan, adanya pengurangan sederhana dalam menetralkan antibodi terhadap beberapa varian yang lebih baru, meliputi Delta, Kappa, dan Gamma.
"Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin Covid-19 Moderna harus tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi," ujar Kepala Eksekutif Moderna, Stephane Bancel.
Baca Juga: 3 Juta Vaksin Moderna Asal Amerika Serikat Tiba di Indonesia
Perlu Teknologi Penyimpanan Khusus
Sebagai salah satu jenis vaksin Covid-19 berbasis messenger RNA (mRNA), Moderna memerlukan teknologi penyimpanan yang berbeda dari vaksin jenis platform inactivated virus lainnya.
Vaksin ini mesti disimpan dalam tempat dengan suhu yang terjaga di titik minus 20 derajat celcius.
Oleh karena itu, vaksin Moderna yang dikirimkan ke Indonesia disertakan dengan teknologi penyimpanan dan distribusinya.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV