> >

Pemberian Vaksin Dosis Ketiga Bukan Jaminan Tenaga Kesehatan Bebas dari Varian Delta

Update corona | 12 Juli 2021, 12:49 WIB
Ilustrasi Rencana pemberian vaksin dosis ketiga bagi tenaga kesehatan membuat epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama angkat bicara. (Sumber: Pixabay)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Rencana pemberian vaksin dosis ketiga bagi tenaga kesehatan membuat epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama angkat bicara. Ia menilai belum ada jaminan pemberian vaksin dosis ketiga bisa membuat tenaga kesehatan bebas dari paparan Covid-19 varian delta.

Seperti yang diketahui, pemerintah berencana memberikan vaksin dosis ketiga bagi tenaga kesehatan seiring melonjaknya kasus Covid-19 varian delta. Lonjakan kasus Covid-19 ini disertai dengan banyaknya tenaga kesehatan yang meninggal.

"Belum ada bukti kuat, apakah dosis ketiga diperlukan terutama untuk varian delta," ujarnya, Senin (12/7/2021).

Baca Juga: Dinilai Memiliki Efikasi Tinggi, Moderna Akan Diberikan Kepada Nakes Untuk Dosis Ketiga

Tidak hanya itu, ia juga meminta untuk memastikan penyebab kematian tenaga kesehatan. Berdasarkan asumsi, banyak tenaga kesehatan yang sudah divaksin dan masih terpapar Covid-19 serta angka kematian tinggi.

"Apakah memang efektivitas vaksin rendah atau ada penyebab lain," ucapnya.

Menurut Bayu, selama ini masih sangat sedikit bukti yang menyimpulkan varian delta lebih parah ketimbang varian sebelumnya. Ia tidak menampik, varian delta memang lebih menular sehingga menyebabkan lebih banyak kasus yang berat.

"Varian delta menyebabkan lebih banyak orang sakit dan hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya orang bergejala sedang-berat, jadi bukan karena variannya secara
langsung," tutur Bayu.

Ia berpendapat, tingginya angka kematian juga disebabkan kapasitas rumah sakit rujukan yang tidak bisa bertambah dengan cepat seiring dengan lonjakan jumlah pasien Covid-19. Akibatnya, banyak pasien tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit rujukan.

Baca Juga: Pemerintah Akan Beri Nakes Vaksin Moderna sebagai Dosis Ketiga Penguat Imun

Terkait data Kementerian Kesehatan yang menyebutkan 90 persen kasus kematian Covid-19 lebih banyak terjadi pada orang yang belum divaksin, Bayu beranggapan persentase itu terlalu optimistis. Sebab, angka yang sebenarnya di bawah itu. 

Meskipun demikian, ia meyakini vaksin tetap diperlukan dan baik untuk mengurangi fatalitas pada pasien Covid-19. 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU