Potensi PHK Massal Akibat PPKM Darurat, Begini Saran Peneliti UGM
Sosial | 7 Juli 2021, 12:25 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Kebijakan PPKM darurat untuk menekan laju penularan Covid-19 bisa berpotensi diperpanjang jika lonjakan kasus tidak menurun secara sigifikan.
Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, Hempri Suyatna, menilai kebijakan PPKM darurat yang berkepanjangan bisa berimbas kepada pengusaha dan UMKM dan berdampak pada PHK massal karyawannya.
"Pemerintah perlu mengantisipasi ancaman PHK massal dan penambahan pengangguran di masa PPKM darurat," ujarnya, Rabu (7/7/2021).
Menurut Hempri, pemerintah dan pihak swasta perlu bekerja sama untuk menurunkan lonjakan kasus Covid-19 yang kini memecahkan rekor kasus baru setiap hari serta juga
menghadapi realitas dan risiko dampak ekonomi yang ditimbulkan. Pemerintah diharapkan bisa mengantisipasi hal tersebut melalui kebijakan pemberian proteksi dan subsidi kepada pengusaha agar tidak menambah jumlah pengangguran.
Baca Juga: Demo Buruh Tolak RUU Cipta Kerja dan PHK Massal di DPR, Begini Situasinya
“Harapannya tetap ada subsidi dan proteksi terhadap pengusaha baik besar maupun UMKM melalui keringanan pajak dan subsidi listrik,” ucapnya.
Ia berpendapat sepanjang 1,5 tahun pandemi Covid-19 sebenarnya sudah banyak muncul transformasi pekerjaan dan inovasi-inovasi penanganan pandemi yang perlu direspons secara cepat oleh pemerintah, seperti model-model pemasaran melalui virtual dengan e-commerce yang menjadi solusi UMKM tetap eksis.
Meskipun demikian, kebijakan PPKM darurat saat initentu sangat berdampak bagi sektor usaha dengan ditutupnya mal dan restoran. Banyak tenaga kerja dan UMKM yang
terdampak tidak mendapat penghasilan selama PPKM diberlakukan.
"Sepanjang pemerintah masih memiliki anggaran yang cukup maka dampak sosial ekonomi bagi pekerja ter-PHK perlu dipikirkan," kata Hempri.
Baca Juga: Ancaman PHK Massal Di Tengah Pandemi Ini Kata Menaker - ROSI (Bag1)
Ia juga menyarankan inovasi dan perbaikan desain program kartu pra-kerja bisa menjadi andalan dan menjadi keharusan agar program ini tepat sasaran.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV