> >

Alarm Tanda Bahaya di Jakarta, Anies: Kematian Tinggi, Tinggal di Rumah Sampai Kondisi Aman

Update corona | 4 Juli 2021, 20:31 WIB
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman serta Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran memantau proses dua tahap screening pemudik usai libur lebaran. (Sumber: Dok. Humas DKI Jakarta)

Anies lantas memberikan gambaran bagaimana tingginya angka kematian akibat Covid-19 tersebut.

Pada 1 Juni, angka pemakaman dengan protokol Covid-19 di Jakarta hanya 16 kasus.

Kondisi kematian di bawah 20 orang bertahan hingga pekan pertama Juni 2021.

Baca Juga: Anies Optimis Vaksinasi DKI Jakarta Bisa Tuntas pada Agustus 2021

Namun, pada sepekan terakhir, kondisi tersebut telah berbanding terbalik.

Tertinggi pada Sabtu (3/7/2021) dengan mencatatkan kematian sebanyak 392 orang.

Ia pun mengingatkan bahwa tingginya kematian tersebut bukan hanya sekedar angka, melainkan orang-orang terdekat yang mungkin masih hidup dua pekan sebelumnya.

"Ini adalah ayah kita, ibu kita, kakak kita. Karena itu di rumah lah demi keselamatan," tutur Anies.

Lebih lanjut, Anies mengaku Pemprov DKI sudah tidak ingin mengubur jenazah pasien Covid-19 lebih banyak.

Terlebih, setelah melihat kondisi rumah sakit yang saat ini hampir kolaps.

Baca Juga: Anies dan Kapolda Peringatkan Pesepeda Selama PPKM Darurat, Siap Kandangkan Sepeda Jika Nekat

Oleh karena itu, Anies meminta kepada masyarakat untuk bisa menahan diri agar tidak keluar rumah hingga kondisi kembali normal.

"Yang sekarang tidak terpapar jangan sampai terpapar, caranya sederhana jauhi kerumunan jauhi berpergian, tinggal di rumah sampai kondisi aman terkendali itu saja," ujar dia.

Sebagai informasi, angka kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta per 3 Juli 2021 mencapai 570.110 kasus.

Dari jumlah kasus tersebut, 479.150 dinyatakan sembuh, 82.383 aktif dalam perawatan atau isolasi, dan 8.577 orang meninggal dunia.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU