> >

Keluar Izin dari BPOM, Ini 5 Fakta Digunakan Vaksin Moderna di Indonesia

Update corona | 3 Juli 2021, 06:20 WIB
Vaksin Covid-19 besutan Moderna. (Sumber: Mohssen Assanimoghaddam / dpa via AP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin Moderna di Indonesia pada Jumat (2/7/2021).

Praktis, vaksin Moderna yang aman digunakan bagi kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta sudah bisa digunakan.

Berikut ini 5 fakta digunakannya vaksin Moderna di Indonesia yang disarikan KompasTV dari berbagai sumber:

1. Vaksin Moderna Berbasis mRNA

Vaksin yang telah memperoleh izin BPOM untuk digunakan di Indonesia ini, dikembangkan oleh produsen obat asal Amerika Serikat, Moderna Inc.

Pembuatan vaksin Moderna menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan Pfizer dan BioNTech, yakni menggunakan teknologi messenger RNA atau mRNA, yang mana molekul genetik yang dibaca oleh mesin sel guna membangun protein di dalam sel.

Ini adalah teknologi pengembangan vaksin paling baru yang pernah digunakan.

Pada vaksin Moderna berisi mRNA yang telah diinstruksikan untuk membangun protein spike virus corona.

Protein spike pada virus corona adalah komponen yang digunakan virus menginfeksi sel inang manusia.

Vaksin mRNA ini akan menginduksi sel manusia untuk membuat protein tersebut dan sistem kekebalan selanjutnya akan membuat antibodi untuk menempel pada protein spike.

Stimulasi antibodi dari vaksin mRNA-1273 tersebut, bertugas untuk mencegah virus corona yang asli menginfeksi sel sehat pada tubuh di masa yang akan datang.

Baca Juga: BPOM Resmi Terbitkan Izin Pengunaan Darurat Vaksin Covid-19 Moderna Buatan Amerika Serikat

2. Efikasi Vaksin Moderna Sangat Tinggi

Melansir Kompas.com, dalam uji coba fase III pada akhir tahun 2020 lalu, Moderna mengumumkan efikasi vaksin buatannya mencapai 94,1 persen.

Hasil final menunjukkan bahwa vaksin Moderna 100 persen efektif mencegah kasus infeksi Covid-19 parah.

Uji coba vaksin Covid-19 Moderna melibatkan 30.000 peserta di Amerika Serikat, yang mana setengah dari peserta diberi dua dosis vaksin, dengan jeda dosis pertama dan kedua selama empat minggu.

Sedangkan setengah peserta lainnya diberikan plasebo dan dijadikan kelompok kontrol.

Selama uji coba tersebut, 196 orang mengalami Covid-19, yang terdiri dari 185 orang dari kelompok plasebo dan 11 orang dari kelompok vaksin.

Sementara itu, 30 kasus pada kelompok plasebo mengalami gejala Covid-19 parah dan tidak ada yang terjadi pada kelompok vaksin.

Analisis primer yang menunjukkan hasil positif ini menegaskan kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit Covid-19 dengan tingkat kemanjuran 94,1 persen.

Penulis : Gading Persada Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU