29 Juni, Hari Keluarga Nasional, Berikut Ini Sejarahnya
Peristiwa | 29 Juni 2021, 05:00 WIBSOLO, KOMPAS.TV- Hari ini, Senin bertepatan pula dengan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang selalu diperingati pada tanggal 29 Juni setiap tahunnya.
Siapa yang mengira bahwa Hari Keluarga Nasional itu sudah dimulai sejak tahun 1949 lho. Diilhami dari kembalinya para pejuang kemerdekaan ke keluarga mereka masing-masing usai berperang dengan Belanda.
Penasaran dengan ceritanya? Berikut ini Kompas TV sarikan sejarah dari Hari Keluarga Nasional.
Melansir laman resmi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas) dilandasi dari perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaannya.
Meski pada tahun 1945 Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, kenyatannya situasi saat itu belum kondusif. Banyak warga Indonesia yang harus melakukan wajib militer sehingga berpisah dengan keluarganya.
Baca Juga: Menuju Indonesia Emas 2045, BKKBN Fokus Turunkan Stunting di Angka 14 Persen
Dengan perjuangan panjang, pada 22 Juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu setelah itu, tepatnya 29 Juni 1949 para pejuang kembali kepada keluarganya.
Hal inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas).
Sejarah dibalik tanggal 29
Terdapat sejarah di balik pemilihan tanggal dan bulan tersebut.
Di tanggal 29 dan bulan Juni, Tentara Republik Indonesia (TRI) sebagai cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bergerilya dalam perjuangan melawan penjajah, masuk ke Yogyakarta, dan kembali ke keluarga masing-masing.
Selain itu, 29 Juni 1970 menjadi puncak kristalisasi semangat perjuangan Keluarga Berencana (KB).
Hari Keluarga Nasional sekaligus sebagai pengejawantahan Hari Pertasikencana (Pertanian, Koperasi, Keluarga Berencana) yang pernah diperingati bersama sebelum peringatakan Harganas diluncurkan.
Adalah Prof. Dr. Haryono Suyono yang merupakan ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto sebagai orang pertama yang menggagas adanya Harganas ini.
Baca Juga: Viral Janda Muda di Cianjur Melahirkan Tanpa Hamil, Ini Kata Kepala BKKBN
Dengan gagasannya itu akhirnya Presiden Suharto menyetujui dan lahirlah Hari Keluarga Nasional setiap 29 Juni.
BKKBN pun saat itu menjadi pelopor Hari Keluarga Nasional sejak 2014. Peringatan hari Keluarga secara nasional telah dicanangkan oleh Presiden Suharto pada 29 Juni 1993 di Provinsi Lampung.
Peringatan hari keluarga merupakan upaya untuk meningkatkan seluruh masyarakat Indonesia, betapa pentingnya suatu keluarga.
Optimalisasi Hari Keluarga Nasional
Sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui adanya Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni.
Hal ini menjadi catatan, bahwa rasa memiliki keluarga harus terus ditumbuhkan. Masyarakat dapat merasakan manfaat kehadiran Harganas.
Instansi pemerintah dilibatkan dan bertanggung jawab mengenai sosialisasi Harganas.
HARGANAS juga ditujukan untuk menghidupkan fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga. Keluarga tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan atau fungsi ekonomi, tetapi juga fungsi lainnya.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 dan PP Nomor 21 Tahun 1994 menjelaskan ada delapan fungsi yang harus dijalankan suatu keluarga, yaitu:
- Fungsi agama
- Fungsi sosial budaya
- Fungsi cinta kasih
- Fungsi melindungi
- Fungsi reproduksi
- Fungsi pendidikan
- Fungsi ekonomi
- Fungsi pembinaan lingkungan
Baca Juga: Viral Situs Aisha Wedding Ajak Nikah Dini, BKKBN Ungkap Dampak Kesehatan & Risiko Kematian Ibu-Anak
Penulis : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV