> >

Apa Beda Kehilangan Penciuman akibat Covid-19 dan Pilek? Ini Penjelasan Dokter Spesialis

Kesehatan | 27 Juni 2021, 23:30 WIB
Ilustrasi mengalami pilek. (Sumber: PIXABAY)

SOLO, KOMPAS.TV - Anosmia atau kehilangan indra penciuman merupakan salah satu gejala yang dirasakan pasien Covid-19.

Selain terjadi pada pasien bergejala, dalam studi yang dilakukan Office for National Statistics (ONS) November 2020 silam, anosmia juga dirasakan pada kelompok asimtomatik atau tak bergejala.

Selain itu studi tersebut juga membuktikan bahwa penderita Covid-19 kebanyakan terjangkit anosmia ketika terinfeksi.

Baca Juga: Anosmia, Kehilangan Penciuman yang Jadi Gejala Covid-19

Kasus Covid-19 yang kembali melonjak di Indonesia membuat kekhawatiran ketika kehilangan penciuman muncul.

Pasalnya anosmia bisa terjadi dengan berbagai faktor seperti pilek, alergi, atau infeksi sinus.

Lantas apa beda kehilangan penciuman atau anosmia yang disebabkan Covid-19 dan pilek?

Prof Dr dr Delfitri Munir, Sp.T.H.T.K.L (K), dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan Rumah Sakit Columbia Asia menjelaskan Covid-19 yang menular melalui percikan dan airbone menjadikan rongga hidung menjadi tempat favoritnya.

Aliran udara lebih dari 75 persen terarah ke atap hidung yang terdapat ujung-ujung saraf penciuman atau saraf penghidu.

Baca Juga: Punya Keluhan Pilek dan Bersin-Bersin Setiap Pagi? Ini Cara Mengatasinya

"Atap hidung yang melengkung membuat partikel-partikel yang terbawa akan terbentur dan menyangkut. Kondisi ini yang membuat saraf penciuman terkena virus corona," ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (27/06/2021).

Penciuman akan terganggu akibat dari virus yang merusak sel sehingga indra penciuman hilang ketika terjangkit virus tersebut.

Untuk pilek atau influenza, hilangnya penciuman disebabkan oleh peradangan pada selaput lendir di seluruh hidung.

Baca Juga: Waspada, Ini 6 Tempat Rawan Penularan Covid-19

"Karena radang, maka udara yang kita hirup tidak sampai ke atap rongga hidung tempat saraf itu, jadi dia nutup," lanjutnya.

Selain membuat mampet dan tak bisa menghirup udara, dalam kondisi tersebut juga membuat partikel udara yang membawa bau tak bisa masuk karena lubang hidung tertutup lendir.

"Kalau mampetnya hilang, bisa mencium lagi karena sarafnya tidak terganggu," ujarnya.

Penulis : Danang Suryo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU