25 Juni, Selamat Hari Pelaut Sedunia
Sosial | 25 Juni 2021, 05:20 WIBBaca Juga: Empat Tahun Sendirian di Atas Kapal yang Kandas, Pelaut Ini Akhirnya Bisa Pulang
Sebagai langkah persiapan, para pemangku kepentingan menggelar pertemuan virtual Intersessional Discussion on Covid 19: Responsesof ASEAN member States to Seafarer Acces to Crew Change, Repatriation, and National Vaccination Programmes selama 2 (dua) hari tanggal 27 hingga tanggal 28 Mei 2021 lalu.
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, mengapresiasi dan turut terlibat dalam pertemuan (virtual) tersebut, yang diikuti 9 negara ASEAN, 3 dialogue partners (FASA, Korea Selatan, dan China), ASEAN dan IMO sebagai badan agensi khusus PBB serta Federasi Asosiasi Pemilik Kapal ASEAN dengan Thailand bertindak sebagai tuan rumah.
Dari pertemuan tersebut dihasilkan beberapa kesimpulan yang telah disepakati, bahwa pelaut merupakan pekerja kunci yang memiliki peranan terutama dalam perdagangan internasional serta komitmen untuk memfasilitasi pergantian awak kapal, repatriasi dan vaksinasi pelaut.
Delegasi Indonesia yang diketuai oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt Hermanta menyampaikan, Indonesia siap mendukung program-program ASEAN dan PBB terkait isu pelaut.
“Indonesia sepakat bahwa pelaut adalah pekerja kunci. Indonesia mengakui pentingnya peran pelaut sebagai tulang punggung perekonomian – sesuai maklumat IMO pada pertemuan The International Maritime Virtual Summit on Crew Changes tanggal 9 Juli 2020,” ujar Hermanta dikutip dari dephub.go.id.
Baca Juga: Terpaksa Tinggal di Kapal Kargo Sendirian selama 4 Tahun, Pelaut Ini Harus Berenang untuk Cari Makan
Wakil Ketua Delegasi Indonesia, Kasubdit Angkutan Laut Luar Negeri, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Yudhonur Setyaji menambahkan kontribusi transportasi dengan pelaut sebagai awaknya sangat berperan penting dalam dunia perdagangan internasional, yang saat ini 80 persen barang berdasarkan volume dan 70 persen berdasarkan nilai itu diangkut oleh kapal.
“Adanya pembatasan yang diberlakukan selama pandemi virus Corona di beberapa yurisdiksi memengaruhi rantai pasokan. Karena itu, perlu pembahasan bersama mengenai kepelautan terkait akses pelaut ke program perubahan kru, repatriasi, dan vaksinasi pelaut sangat penting,” jelas Yudho.
Ia mengungkapkan, dari pertemuan tersebut dunia internasional mengakui pentingnya Asia, khususnya Asia Timur dan Tenggara, sebagai sumber perdagangan utama, penyedia utama layanan pelabuhan dan pengiriman, serta sumber pemasok utama awak kapal untuk armada pedagang global dan menjadi area utama bagi awak kapal untuk melakukan perubahan dan pemulangan pelaut.
“Namun dampak pandemi Covid-19 yang belum selesai banyak pembatasan terhadap transportasi laut, seperti proses penggantian crew dan repatriasi ini sedikit terganggu,” ujarnya.
Baca Juga: Nikmatnya Makan Siang Bersama Para Pelaut di KRI DEWARUCI
Seraya menambahkan, hal tersebut dipastikan merugikan kesehatan mental dan fisik pelaut yang menyebabkan dampak buruk pada keselamatan pelayaran dan mempengaruhi pemulihan perdagangan barang dan menyebabkan penurunan perdagangan jasa karena terganggunya sektor perjalanan.
Karena itu, lanjut Yudho, setiap negara berkomitmen untuk mementingkan kesehatan para pelaut. Sebab mereka adalah pekerja kunci yang dapat menjaga pasar tetap terbuka untuk perdagangan dan investasi, guna memperkuat ketahanan dan keberlanjutan rantai pasokan regional dan mempertahankan arus barang dan jasa yang diperlukan.
Penulis : Gading Persada Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV