> >

Pengamat: Panglima TNI Baru Harus Berani Buka Dialog Dengan Gerakan Separatis Papua

Berita utama | 3 Juni 2021, 14:25 WIB
Ilustrasi anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua juga tampak bendera bintang kejora. (Sumber: Tribun Manado)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Militer Aris Santoso berharap siapa pun yang terpilih sebagai Panglima TNI harus memprioritaskan untuk membuka dialog dengan Papua.

Panglima TNI terpilih, kata Aris Santoso, bisa menjadikan perundingan damai Aceh sebagai rujukan untuk situasi yang terjadi di Papua.

“Keberanian membuka dialog dengan gerakan separatis di Papua, karena operasi keamanan atau perang berlarut sangat riskan. Terutama untuk orang asli Papua dan prajurit TNI sendiri,” ujar Aris Santoso dihubungi KOMPAS TV, Kamis (3/6/2021).

“Kasus perundingan damai Aceh bisa dijadikan rujukan,” tambahnya.

Baca Juga: Politikus PKS di DPR: KASAD Berpeluang Besar Gantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto

Di samping itu, Aris Santoso berharap Panglima TNI terpilih nantinya bisa menggunakan sumber daya TNI untuk mendukung pemerintah. Seperti halnya mengatasi situasi pandemi Covid-19.

“Gunakan sumber daya TNI untuk mendukung pemerintah mengatasi pandemi, jadi ini kelanjutan dari yang sekarang,” kata Aris Santoso.

“Hanya perlu dipastikan oleh Panglima TNI yang baru,” lanjutnya.

Kemudian dikonfirmasi apakah perihal pengadaan alutsista juga harus menjadi prioritas bagi Panglima TNI terpilih. Aris menilai, memastikan kesejahteraan prajurit jauh lebih prioritas ketimbang pengadaan alutsista untuk saat ini.

“Alutsista itu prioritas belakangan, kita nggak ada ancaman dari luar,” ujarnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU