> >

WHO Akui Vaksin Sinovac dan Sinopharm, Erick Thohir Minta Arab Saudi Buka Diri soal Ibadah Haji

Peristiwa | 2 Juni 2021, 22:33 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Sumber: Dok. Kementerian BUMN)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri BUMN Erick Thohir meminta Arab Saudi dapat membuka diri untuk menerima calon jemaah haji dari Indonesia.

Mengingat, saat ini vaksin Sinovac dan Sinopharm yang dipakai Indonesia, telah mendapat persetujuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat.

Erick berharap adaya izin dari WHO ini dapat mempermudah mobilisasi masyarakat Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin, baik perjalanan di dalam maupun luar negeri.

"Mudah-mudahan, tadi dengan adanya Sinovac dan Sinopharm nanti juga apakah beberapa negara yang tadinya menutup untuk Indonesia keluar negeri, sekarang bisa lebih terbuka,” kata Erick saat konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Baca Juga: Erick Thohir Komentari Penunjukkan Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom

Mantan bos Inter Milan ini juga berharap dengan adanya sertifikasi dari WHO maka ibadah haji bisa segera terlaksana.

"Terkait dengan ibadah haji, ada di domain ada di Kemenlu (Kementerian Luar Negeri). Tapi paling tidak, Sinovac dan Sinopharm masuk list WHO, paling tidak kita berharap pemerintah Arab Saudi membuka diri. Karena vaksin yang di list WHO harus friendly," jelas Erick. 

Seperti diketahui, Arab Saudi telah membuat persyaratan bagi calon jamaah haji wajib mendapat vaksin Covid-19 yang telah diakui WHO. 

Sementara itu, per 1 Juni 2021 vaksin Sinovac dan Sinopharm yang diproduksi China dan Rusia baru mendapat UEA dari WHO.

Baca Juga: Vaksin Sinovac dan Sinopharm Diakui WHO, Erick Thohir: Bukan Kaleng-Kaleng

Dalam kesempatan itu, Erick menuturkan adanya persetujuan tersebut juga dapat membuat masyarakat merasa aman dan semakin percaya pada vaksinasi Covid-19.

Mengingat kepastian vaksin Sinovac dan Sinopharm telah memenuhi standar internasional terkait efikasi, kemananan, dan manufaktur vaksin.

Selain itu, dengan adanya sertifikat pengakuan kedua vaksin asal China ini membuktikan pemerintah serius dalam memilih vaksin impor. 

"Kami senang hari ini membuktikan bahwa pilihan vaksin impor yang kami lakukan bukan kaleng-kaleng, tapi vaksin beneran," tegas dia. 

Baca Juga: Percepat Vaksinasi Covid-19, Erick Thohir Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh 4-5 Persen di Akhir 2021

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU