Penggalian Situs Arkeologi Di Wilayah Calon Ibu Kota Negara Indonesia Masih Berlangsung
Peristiwa | 28 Mei 2021, 09:57 WIBHanya sejumlah warga yang menggunakan tungku untuk memasak.
Adapun untuk mendapatkan perkakas besi, warga biasanya membeli ke pasar.
”Terakhir, di sini ada yang bikin mandau sekitar tahun 1960. Bahannya dari rel kereta perusahaan kayu atau besi bekas. Sekarang sudah tidak ada,” kata Kepala Adat Dayak Paser PPU Dunani G (76) yang tinggal di Maridan sejak lahir.
Selain di Kelurahan Maridan, tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional juga melakukan penelitian di sekitar Gunung Parong di Sepaku.
Selain itu, sejumlah peneliti tersebar di Kutai Barat dan Kutai Kartanegara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peninggalan budaya penting di lokasi calon Ibu Kota Negara (IKN) dan sekitarnya.
”Membangun sebuah ibu kota negara pasti membawa banyak perubahan. Prinsipnya, jangan sampai ada efek merusak. Jadi, tidak serta-merta menghilangkan aset yang ada di wilayah itu, tetapi justru menggali dan mengembangkan menjadi bagian pengembangan ibu kota negara,” ujar ketua tim peneliti, Harry Truman Simanjuntak.
Ia menjelaskan, saat ini ada sekitar 25 peneliti arkeologi yang juga dibantu oleh antropolog, biolog, dan ahli bahasa yang melakukan penelitian di sekitar IKN hingga 6 Juni.
Hasil penelitian ini akan menjadi catatan dan rekomendasi untuk pemerintah dalam pembangunan ibu kota negara di Kaltim.
Menurut rencana, luasan lahan yang akan dipakai dan dicadangkan untuk seluruh wilayah calon ibu kota baru seluas 256.000 hektar.
Kawasan inti ibu kota direncanakan 56.000 hektar dan kawasan pemerintahan 5.600 hektar.
Baca Juga: Situs Arkeologi Salah Satu Masjid Tertua Ditemukan Di Tiberias, Dibangun oleh Shurahbil ibn Hasana
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV