Rektor UIN Jakarta Setuju Ada Pembatasan Kuota Mahasiswa ke Timur Tengah
Sosial | 18 Mei 2021, 08:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis mengaku setuju dengan kebijakan pembatasan jumlah calon mahasiswa baru (camaba) dari Indonesia ke Timur Tengah.
Menurut Amany, pembatasan tersebut merupakan langkah yang tepat untuk menjamin kualitas para mahasiswa yang akan kuliah di luar negeri.
"Sehingga, mereka diharapkan dapat lulus tepat waktu dan berprestasi," ucap Amany, dikutip dari laman Kemenag, Selasa (18/5/2021).
Baca Juga: 3.000 Imigran Maroko Renangi Laut untuk Capai Perbatasan Spanyol, Ada yang Tenggelam dan Hipotermia
Lebih lanjut dia memberikan pesan kepada calon mahasiswa baru yang lolos harus mempersiapkan diri lebih baik lagi.
"Bagi yang tidak lolos, diharap bisa kuliah di dalam negeri di kampus yang tidak kalah bagus dari kampus di luar negeri," ujar dia.
Menurutnya, seleksi, beasiswa, dan studi di mancanegara merupakan ajang diplomasi publik untuk memajukan wawasan anak bangsa.
Baca Juga: Mesir Targetkan Sektor Pariwisata Pulih pada Akhir Tahun 2021
Untuk itu, mekanisme seleksi yang dilakukan bukan untuk menghambat kebebasan mereka untuk kuliah, tapi untuk menjaringnya berdasarkan kualitas dan kompetensi.
"Saya mengapresiasi Tim dari Kemenag, UIN, OIAA, PUSIBA, dan lainnya yang telah menyelenggarakan seleksi untuk memberi kesempatan bagi putra terbaik Indonesia studi ke Timteng," ujar Amany Lubis.
Sebagai informasi, Kemenag tahun 2021 mengaku hanya menerima 1.549 camaba untuk kuliah di Mesir (Al-Azhar) dan 30 camaba di Maroko, dari 5.752 peserta seleksi.
Baca Juga: Mesir Buka Perbatasan untuk Merawat Warga Palestina Korban Serangan Udara Israel
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV