Warganet Soal kerumunan Ancol, Bandingkan dengan Larangan Ziarah hingga Takut Seperti Kasus di India
Peristiwa | 15 Mei 2021, 21:14 WIB“Hmmm mudik dilarang, ziarah dilarang, ini itu dilarang tapi wisata di buka ehh pasti abis gini timbul klaster baru, oala,” tulis @Satga16.
“Kenapa tempat wisata dan mal di buka? Karena di situ rupiah terus mengalir sedangkan yang mereka larang tidak? Jadi Covid akan muncul jika rupiah tidak mengalir, Covid akan hilang jika rupiah terus mengalir,” tulis @Blade8115.
“Di pemakaman yang tidak ada rupiahnya tetap ditutup,” sambung @firmannz5.
Sebelumnya, politikus Partai Gerindra Fadli Zon juga menyentil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal larangan ziarah kubur di masa Lebaran mulai 12-16 Mei 2021.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon di akun Twtitternya @fadlizon, Sabtu (15/5/2021).
“Pak @aniesbaswedan, sebaiknya mal ditutup saja kalau ziarah di TPU pun tak dibuka. Ini mengganggu rasa keadilan. Mal di ruang tertutup ber-AC, TPU di ruang terbuka. Lebih bahaya mana?" tulis Fadli Zon.
Semetara itu, Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar meminta Pemprov DKI Jakarta tidak membuat standar ganda dalam sebuah kebijakan.
Baca juga: Pengunjung Ancol Membludak Hingga 39.000 Orang, DPR Kritik Kebijakan Pemprov DKI Jakarta
Di satu sisi ziarah kubur yang menjadi ritual umat muslim saat Lebaran dilarang dengan alasan mencegah penularan Covid-19 karena terjadi kerumunan massa, namun di sisi lain wisata Ancol dibuka.
"Bagaimana orang mandi di pantai bisa menerapkan protokol kesehatan? Pakai masker juga tidak mungkin. Mau jaga jarak juga bagaimana caranya? Lihat saja berbagai gambar kerumunan yang terjadi di Ancol pada Jumat kemarin," ujar Gus AMI, sapaan akrab Abdul Muhaimin Iskandar.
Penulis : Baitur Rohman Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV